5 Investasi Saat Rupiah Melemah, Mana yang Lebih Untung?

Investasi saat rupiah melemah

Apakah ada investasi saat rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat yang menguntungkan? Jawabannya jelas ada!

Semua tentu tahu, nilai tukar rupiah cenderung fluktuatif. Secara gak langsung, peristiwa ini mengingatkan kita pada krisis moneter 1998. Saat krisis moneter terjadi, nilai tukar rupiah per US$ 1 adalah Rp 16.650. Padahal, nilai tukar sebelumnya sempat berada di kisaran Rp 2.000 per 1 dolar.

Terakhir, akibat pandemi Corona yang berefek pada perekonomian global, nilai tukar rupiah sempat menyentuh di kisaran Rp 16 ribuan pada Maret 2020. Padahal, nilai tukar rupiah terhadap dolar sempat stabil di angka Rp 13 ribuan.

Gak dipungkiri, peristiwa ini memang bikin kamu deg-degan. Tapi coba deh, pandang saja dengan positif karena kamu bisa mencoba beberapa investasi saat rupiah melemah berikut ini.

Beberapa investasi yang dimaksud bakal jadi investasi yang menguntungkan deh. Berikut ini daftar investasi saat rupiah melemah.

  • Deposito dolar
  • Reksadana dolar
  • Saham
  • Emas
  • Obligasi Negara Ritel atau ORI
  • 1. Deposito dolar

    Emang sih, bunga deposito itu lagi ngedrop banget. Dan jarang ada yang merekomendasikan investasi ini mengingat return-nya yang gak bagus.

    Tapi jangan salah, deposito juga masih bisa nguntungin ketika kamu pilih deposito dolar!

    Deposito dolar sejatinya gak beda sama deposito biasa. Akan tetapi ketika kamu menyimpan uangmu dalam mata uang dolar, dengan memiliki banyak dolar dan nilai tukar rupiah terus melemah, uangmu otomatis jadi makin banyak bukan?

    Meski demikian, setoran awal deposito dolar itu gak sedikit lho. Sebut saja di BCA, setoran awalnya mencapai US$ 1.000. Dan sama seperti deposito lainnya, deposito ini juga hanya bisa dicairkan dalam waktu tertentu.

    2. Reksadana dolar

    Selain deposito, reksadana dalam bentuk dolar pun ada. Jika reksadana rupiah harga Nilai Aktiva Bersih (NAB)nya sekitar Rp 1.000 per unit, maka jika di reksadana Dolar, NAB per UP biasanya dimulai dari US$ 1.

    Kalau bisa sih kamu pilih reksadana saham atau campuran saja ya. Mengapa demikian?

    Jawabannya jelas karena penguatan dolar juga sering diiringi dengan penguatan valuasi saham-saham global.

    Walaupun bisa nguntungin, tapi soal investasi yang satu ini kamu juga harus hati-hati ya. Ingat lho reksadana saham risikonya juga cukup tinggi. Sementara itu reksadana campuran bisa jadi alternatif kalau mau cari yang risikonya lebih rendah.

    Belum lagi masalah nilai tukar mata uang itu ibarat pedang bermata dua. Bisa jadi nguntungin, bisa juga merugikan.

    Selain mesti paham soal saham-saham global mana yang bagus, kamu juga harus pantau kurs setiap hari. Dan kamu juga harus perhatikan bahwa investasi reksadana saham dolar ini modal awalnya tergolong besar.

    Sebut saja seperti Panin Dana US Dolar. Untuk berinvestasi di reksadana ini, modal awalnya adalah US$ 1.000. Dan minimal penjualannya juga sama yaitu sebesar itu.

    3. Saham

    Saham juga masih digolongkan sebagai pilihan investasi saat rupiah melemah lho. Tapi, bukan berarti asal pilih saham pasti untung lho ya.

    Beberapa sektor saham di pasar saham Indonesia juga mengalami penurunan kinerja karena rupiah makin tertekan. Mereka semua umumnya adalah saham-saham dari perusahaan yang bergerak di bidang impor.

    Meski demikian, sektor saham perusahaan yang berbasis ekspor justru bisa untung. Mungkin kamu perlu pantau saham-saham perusahaan pertambangan nih. Selain itu, saham perkebunan juga bisa kamu lirik.

    4. Emas

    Bila memang kamu ingin mencari investasi yang menguntungkan untuk jangka panjang, emas adalah salah satu yang bisa diandalkan. Meski rupiah anjlok dan dolar menguat, emas tetaplah bersinar.

    Naik turunnya memang gak bisa diprediksi. Bisa jadi ketika rupiah anjlok dia malah naik, atau juga bisa sebaliknya.

    Meski demikian, naik turunnya dalam waktu dekat gak mungkin drastis seperti saham. Palingan hanya naik Rp 3 ribu atau turun Rp 3 ribuan.

    5. Obligasi Negara Ritel atau ORI

    Instrumen investasi pasar modal yang satu ini bisa menjadi pilihan investasi saat rupiah melemah. Pasalnya, Obligasi Negara Ritel atau ORI memberi keuntungan atau return lebih daripada deposito sekalipun gak setinggi saham.

    Namun, risikonya gak setinggi risiko saham. Berinvestasi di ORI terbilang aman. Sebab konsepnya Pemerintah berutang kepada kita dan Pemerintah telah menjamin membayar cicilan utang berikut bunga atau kupon setiap bulannya sampai tenor utang selesai.

    Bunga atau kupon ORI berada di kisaran 6 persen, lebih tinggi daripada bunga deposito yang berada di kisaran 4 persen. Bahkan, kupon ORI ini sudah menjaga uang dari inflasi yang berada di kisaran 2 – 3 persen.

    Ditambah lagi berinvestasi ORI terbilang mudah karena bisa dilakukan secara online. Jadi, siapa pun bisa berinvestasi Obligasi Negara Ritel.

    Itulah beberapa jenis investasi saat rupiah melemah dan dolar menguat. Dari pilihan investasi ini, nomor satu dan tiga tampaknya risikonya cukup besar. Dan jangka waktu investasinya gak bisa untuk jangka panjang, kecuali yang nomor satu.

    Tertarik investasi di mana nih guys? Silakan dipilih sesuai profil risikomu ya.