5 Pengusaha Indonesia Ini Waralabanya Sukses Hingga Luar Negeri

pengusaha indonesia

Gak semua pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang waralaba cuma bisa sukses di negara sendiri. Lima pengusaha ini membuktikan bahwa merek waralaba yang mereka dirikan bisa diterima di negara lain. Semua pengusaha ini bergerak di bidang kuliner.

So, fakta ini menunjukkan bahwa bisnis kuliner makanan atau jajanan khas Indonesia gak bakal ada matinya. Mau di dalam maupun di luar negeri, pasti banyak yang suka.

Penasaran dengan lima pengusaha Indonesia yang dimaksud? Siapa aja mereka? Berikut ulasannya.

1. Hendy Setiono

Pria asal Surabaya ini sukses menciptakan sebuah brand makanan cepat saji yang mendunia bersama pasangannya. Asalnya usaha yang mereka dirikan pada 2003 cuma berupa UKM bermodal gerobak. Namun setelah diwaralabakan, malah jadi sukses.

Produk makanannya bernama: Kebab Turki Baba Rafi. Tahu, kan? Saat ini, jajanan kebab ala Turki itu udah punya 1.300 cabang di Indonesia.

Lambat laun, Hendy sukses menjadi salah satu pengusaha Indonesia yang berhasil melakukan ekspansi usaha ke luar negeri. Mereka juga hadir di Filipina, Malaysia, Singapura, Bangladesh, Srilanka, Cina, Brunei Darussalam, dan Belanda.

Hendy pengin menjadi pionir dalam The World’s Biggest Kebab Chain di Indonesia dan di dunia. Kalau terus berekspansi, bukan gak mungkin mimpi ini benar-benar terwujud.

2. Agus Pramono

Pada tahun 2001, seorang pramusaji restoran berhenti bekerja dan mencoba berdagang saja. Dia membuka warung ayam bakar kaki lima yang akhirnya diwaralabakan. Singkat cerita, waralaba itu laris hingga ke Malaysia.

Makanan ini sekarang kita kenal dengan nama Ayam Bakar Mas Mono.

Pada awalnya, Agus sama sekali gak terpikir buat mewaralabakan bisnisnya. Namun mengingat banyaknya permintaan, dirinya memutuskan buat membuka cabang.

Gerai pertama Ayam Bakar Mas Mono di Malaysia ada di Shah Alam. Di sana, ternyata banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akhirnya jadi target pasar restoran ayam bakar Kalasan ini. Menu Ayam Bakar Mas Mono disukai banget di sana.

Saat ini, usaha Agus gak cuma sebatas Ayam Bakar Mas Mono aja. Dia udah punya biro travel umrah dan haji lho. Dia juga punya sekolah taman kanak-kanak dan usaha katering lain. Hebat deh pokoknya.

3. Rangga Umara

Resign dari pekerjaan sebagai manajer di sebuah perusahaan ternyata membuahkan hasil yang baik bagi Rangga Umara. Dengan modal Rp 3 juta, Rangga nekat menjual barang-barang pribadinya. Namun siapa sangka, usaha yang didirikannya di Pondok Bambu Jakarta Timur itu sekarang udah ada di Malaysia. Usaha Rangga bernama Pecel Lele Lela.

Dalam membangun Pecel Lele Lela, Rangga juga mengalami jatuh bangun. Gak jarang dia harus pinjam uang sana sini agar bisnisnya tetap berjalan. Lambat laun, Rangga berhasil meraup laba bersih Rp 3 juta per bulan.

Singkat cerita, Rangga pun berhasil mengembangkan usahanya hingga Pecel Lele Lela memiliki 42 cabang di seluruh Indonesia dan satu cabang di Malaysia. Omzet warung makan ini gak tanggung-tanggung lho, bisa sampai Rp 4,8 miliar!

4. Arief Wangsadita

Menurut pria yang sebelumnya aktif dalam bisnis perhotelan ini, kuliner Sunda memiliki cita rasa yang mudah diterima masyarakat. Arief pun membuktikan kesuksesannya dalam mendirikan resto Kampung Sampireun. Pada 2004, dia mendirikan restoran serupa yang akhirnya laris sampai Malaysia, Singapura, dan Australia. Restoran itu bernama Bumbu Desa.

Target pasar Restoran Bumbu Desa adalah masyarakat kalangan menengah. Namun gak sedikit juga masyarakat berduit yang akhirnya mampir ke restoran itu. Interior restoran yang rapi menjadikan Bumbu Desa terkesan seperti restoran premium.

5. Murniati Widjaja

Di tahun 1981, Murniati memenangkan lomba bikin Es Teler di Jakarta. Dia pun terinspirasi buat mendirikan warung makan tenda di teras perkantoran. Warung itu ia namakan Es Teler 77.

Sejarah berdirinya Es Teler 77 sebenarnya hanyalah tindakan coba-coba. Selain Murniati, sang menantu Sukyatno Nugroho juga berperan besar. Dia adalah otak yang menganjurkan biar bisnis ini diwaralabakan. Es Teler 77 kemudian jadi restoran cepat saji Indonesia yang menawarkan sistem waralaba.

Lambat laun, restoran ini hadir di banyak tempat, termasuk di pusat perbelanjaan. Saat ini Es Teler 77 udah punya 180 gerai dan hadir di Singapura, Malaysia, dan Australia.

Itulah kisah singkat lima pengusaha Indonesia yang berhasil menciptakan sebuah merek dagang, yang ngetop hingga ke luar negeri.

Coba deh kamu perhatiin, rata-rata mereka sukses karena mewaralabakan usahanya. Setelah diwaralabakan, usaha itu makin berkembang jadi besar karena banyak orang yang tertarik menjalin kemitraan dengan mereka. Alhasil, omzet pengusaha Indonesia ini meroket hingga bisa buka cabang di luar negeri.