Tolak Korupsi, Pria Ini Jualan Es Lilin Hingga Akhirnya Jadi Miliarder

Achmad Hamami

Sebagian dari kamu mungkin pernah dengar nama Achmad Hamami. Miliarder yang kekayaannya mencapai US$ 800 juta atau setara Rp 11 triliun ini adalah orang terkaya di Indonesia ke-39. Dia adalah pendiri PT Trakindo Utama.

Di tahun 2011, Achmad Hamami dikabarkan mengantongi kekayaan sebesar Rp 765 miliar. Ketika itu ia menempati posisi 10 orang terkaya di Indonesia.

Sumber kekayaannya bukan cuma dari Trakindo. Dia juga aktif dalam bisnis lainnya. Saat ini aja Achmad Hamami merupakan pemegang izin operasi restoran siap saji Carl’s Jr dan supermarket LOKA.

Intinya, Hamami jelas bisa dikatakan sebagai pebisnis yang sukses. Tapi jangan salah lho, ayah dari empat anak ini dulunya punya profesi yang jauh dari ranah bisnis.

Penasaran dengan sepak terjang Achmad Hamami dalam dunia karier dan bisnis? Berikut ulasannya.

1. Sempat jadi pilot jet tempur dan kolonel termuda

achmad hamami
Achmad Hamami (Forbes)

Bisa dibilang, Achmad Hamami emang gak dididik buat jadi pebisnis. Wong dia itu pilot jet tempur di Angkatan Laut.

Hamami pernah menempuh pendidikan militer di Angkatan Udara Belanda dan Inggris. Karena pendidikan dan prestasinya, dia berhasil mendapat promosi jabatan dengan cepat. Alhasil, Hamami menjadi salah satu kolonel termuda di divisinya ketika masih muda.

Dream memberitakan bahwa Hamami juga mengemban jabatan strategis, yaitu Wakil Direktur Operasi Departemen Pertahanan. Namun karier itu terpaksa ditinggalkan karena maraknya praktik korupsi di lingkungan kerjanya.

2. Buka kursus matematika dan jualan es lilin

Setelah memutuskan pensiun dini dari dunia militer karena melihat kenyataan yang bikin dia muak, kondisi keuangan keluarga Achmad Hamami jadi gak sehat. Uang tabungannya terkuras, terpakai buat menyambung hidup.

Dia pun membuka tempat les matematika di rumahnya, khusus buat anak-anak sekolah. Selain itu, anak-anaknya juga ikut membantu mencari nafkah dengan jualan es lilin di Kwitang.  

Salut! Hamami menolak terjerumus ke jurang korupsi dan memilih punya penghasilan per bulan pas-pasan tapi halal.

3. Kenalan dengan Caterpillar

Nasib Achmad Hamami mulai berubah ketika dirinya berkenalan dengan manajemen Caterpillar. Kabarnya sih, dulu dia ditawari bekerja di Indoconsult Associates (BKPM) oleh Soemitro Djojohadikoesoemo, bapaknya Prabowo Subianto itu lho.

Ketika bekerja di sana, Hamami berkenalan dengan manajemen Caterpillar, pabrikan traktor dan alat berat dari Amerika Serikat yang punya agen penjualan di Surabaya.  

Caterpillar tertarik dengan latar belakang Hamami. Apalagi, Hamami juga dikabarkan punya track record bersih dalam karier.

Singkat cerita, Hamami menerima tawaran kerja sama dan mendirikan perusahaan distribusi Caterpillar bernama Trakindo pada 1970. Setahun kemudian, Trakindo resmi jadi agen tunggal distributor produk-produk milik Caterpillar ini ke pasar Indonesia.

4. Pembangunan marak, dompet Achmad Hamami makin tebal

achmad hamami
Dari traktor dan alat berat, dia jadi miliarder (pixabay)

Di era 1970an, pembangunan infrastruktur di Indonesia bisa dikatakan cukup marak. Jelas banget hal itu membawa angin segar bagi Hamami yang berbisnis traktor.

Kesuksesan itu lantas bikin Hamami makin ketagihan berbisnis. Di tahun 1977, Hamami mendirikan PT Sanggar Baja yang bergerak di bidang perancangan dan fabrikasi industri alat berat.

Gak cuma sampai situ, tahun 1982 dia mendirikan PT Natra Raya yang bergerak di bidang manufaktur. Sementara di tahun 1993, divisi mining PT Trakindo berhasil dibentuk, dan dua tahun kemudian, Trakindo mendirikan PT Chandra Sakti Utama yang bergerak di bidang pembiayaan (leasing) produk alat berat.

Gak cuma bergerak di industri dan alat berat aja, Trakindo juga menjadi agen produk Sullair, Baldwyn, dan Olympian.

Makin banyak ya, dan makin tajir pastinya si pak Achmad Hamami ini.

5. Bisnis goyah tahun 1999

Bisnis emang mirip seperti roda berputar, kadang ada di atas, tapi kadang juga di bawah. Pada tahun 1999, Trakindo harus merasakan pukulan maut krisis ekonomi. Mereka harus melunasi utang yang membengkak jadi sekitar US$ 188 juta!

Pada saat yang bersamaan, Hamami menderita glaukoma dan mengalami kebutaan hingga saat ini. Hamami diterbangkan ke Singapura buat berobat. Keuangan keluarga Hamami juga dikabarkan mengalami masalah, namun utang itu untungnya tetap bisa dibayar.

6. Putra Hamami menggantikan sang ayah

achmad hamami
Muki Hamami (Forbes)

Di tahun 2000, Achmad Hamami dikabarkan menyerahkan usahanya ke putra ketiganya yang bernama Rachmat Mulyana (Muki). Berdirilah perusahaan bernama PT Tiara Marga Trakindo (TMT) yang menjadi grup induk Trakindo.

Di bawah kepemimpinan Muki, Trakindo semakin mengalami perkembangan. Unit bisnisnya makin banyak hingga merambah ke teknologi informasi dan makanan (Carls Jr dan Wing Stop).

Demikianlah kisah singkat keluarga Hamami dalam membangun gurita bisnis. Meski udah berusia kepala delapan, Achmad Hamami dikabarkan masih aktif di perusahaan lho.

Cerita keluarga Achmad Hamami tentu mengajari kita bahwa buat jadi pengusaha sukses, bukan berarti kamu harus lulus dari fakultas ekonomi dan bisnis terlebih dulu. Seorang pilot pesawat tempur yang sempat mengajar matematika pun bisa.

Selain itu, kita juga bisa meniru semangat pak Achmad Hamami dalam mencari nafkah. Selama penghasilannya halal, pasti bakal jadi berkah di kemudian hari. Setuju gak?