Gak Asal Cas Cis Cus! 6 Profesi Ini Diwajibkan Lancar dan Mahir Berbahasa Asing

bahasa asing

Kemampuan bahasa asing sepertinya udah menjadi syarat wajib bagi para pekerja di Indonesia saat ini. Di beberapa lowongan pekerjaan, biasanya perusahaan menyertakan syarat bagi para kandidat mampu berbahasa asing mulai bahasa Inggris hingga bahasa lainnya dengan kemampuan entah aktif maupun pasif. 

Hal ini sebagai tuntutan terhadap globalisasi yang kian marak. Hubungan industri yang dibangun udah bukan lagi antar sesama Warga Negara Indonesia, tetapi juga melibatkan banyak pekerja dari Warga Negara Asing. 

Coba aja kamu lihat di area-area perkantoran di ibu kota misalnya banyak banget ditemui orang bule mondar-mandir. Karena memang kini bukan hal tabu lagi buat melihat orang asing bekerja di perusahaan-perusahaan Indonesia. 

Begitu pula sebaliknya, banyak orang Indonesia yang mengadu nasib di negara-negara lainnya. 

Gak usah jauh-jauh ke Amerika Serikat, Eropa atau Afrika deh, di ASEAN saja, sudah mulai digalakkan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Program ini diadakan demi mendukung perdagangan bebas antar negara Asia Tenggara. 

Semua perusahaan di Indonesia didorong buat bisa bekerja sama dengan negara lainnya. Jadi persinggungan dengan negara lain gak mungkin dihindarkan. Buat bisa menghadapinya, seorang karyawan diharapkan mampu berbahasa asing, paling gak bahasa universal bahasa Inggris. 

Supaya kamu bisa mempersiapkan diri, kita mau mengulas beberapa profesi yang saat ini telah mengharuskan pekerjanya memiliki kemampuan bercakap dalam bahasa asing.

Baca juga: 5 Industri dengan Gaji Terbesar di Indonesia, Kamu Berminat yang Mana?

1. Jurnalis 

bahasa asing
Sebagai Jurnalis gak ada salahnya nih mahir dalam menggunakan bahasa lain, (Ilustrasi/Shutterstock).

Menulis berita atau membuat karya jurnalistik adalah tugasnya. Untuk membuat karya tersebut, seorang jurnalis membutuhkan banyak data dari berbagai sumber. Bisa didapat melalui observasi, wawancara, hingga membaca literatur. 

Nah kan gak mungkin dong kalau jurnalis mengambil sumber data dari Indonesia saja. Kalau misalnya berita yang ditulis tentang internasional, mau gak mau dia bakal baca artikel bahasa asing. Atau apabila ditugaskan ke luar negeri, masa iya mau komunikasi pakai bahasa Indonesia. Itu sebabnya mengapa seorang jurnalis atau wartawan harus mampu memahami bahasa negara lain paling gak bahasa Inggris. 

Baca juga: Udah Capek Jadi Ojol? Coba Jadi Kurir Paxel Deh, Penghasilannya Lebih Gede!

2. Pramugari 

bahasa asing
Pramugari maskapai penerbangan wajib nih mampu menggunakan bahasa selain bahasa ibu, (Ilustrasi/Shutterstock).

Kalau gak bisa berbicara bahasa selain Indonesia, jangan harap kamu bisa jadi pramugari. Di dunia penerbangan internasional, bahasa Inggris udah menjadi syarat wajib yang harus dikuasai pramugari dan pramugara. 

Entah itu buat penerbangan rute domestik maupun rute internasional, semuanya diharapkan mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Hal ini karena penumpang pesawat terdiri dari berbagai daerah bahkan negara. 

Coba saja kamu lihat tujuan-tujuan favorit pelancong mancanegara seperti Bali, Jakarta, Jogja, atau Nusa Tenggara, pasti banyak orang bule. Bayangkan aja kalau pramugari cuma bisa bahasa Indonesia, gimana nanti berkomunikasi dengan penumpang mancanegara selama penerbangan? 

3. Hubungan Kemasyarakatan 

bahasa asing
Kalau kamu seorang Humas atau PR emang kudu banget nih bisa berbicara selain bahasa Indonesia, (Ilustrasi/Shutterstock).

Humas biasa kita menyebutnya, bakal lebih banyak menghabiskan waktu berinteraksi dengan orang-orang di luar perusahaan. Lingkup komunikasi mereka pun luas, gak cuma dari orang Indonesia tapi ada juga dari luar yang pengin mengenal perusahaan lebih dekat. Oleh karena itu, penting bagi perwakilan perusahaan ini buat memiliki kemampuan dalam berbicara dehgan bahasa lain tentunya level profesional. 

4. HRD 

bahasa asing
HRD juga mesti mengusasi bahasa lain selain bahasa Indonesia, (Ilustrasi/Shutterstock).

HRD memiliki tugas yang beragam ada yang mengurus perizinan, mengurus penilaian karyawan, hingga mengurus perekrutan karyawan baru. Dalam proses perekrutan tentu HRD ingin memastikan bahwa kandidatnya mampu berbahasa asing, jadi wajib hukumnya bagi perekrut buat bisa mengerti bahasa asing juga bahasa Inggris khususnya. 

Kalau HRD aja gak bisa cas cis cus ngomong pakai bahasa Inggris, ya gak bakal bisa jamin juga dapat karyawan yang fasih Inggris. 

5. Translator 

bahasa asing
Sebagai Translator juga mau gak mau fasih menggunakan bahasa negara lain, (Ilustrasi/Shutterstock).

Beberapa perusahaan di Indonesia membutuhkan translator. Biasanya translator dibutuhkan di industri-industri pabrik dan konstruksi. 

Hal ini karena banyaknya investor-investor asing yang berpartisipasi dalam pasar industri ini. Contohnya seperti kerja sama pembangunan MRT di Palembang yang melibatkan teknologi dari China, sehingga tenaga ahli dari Negeri Tirai Bambu itu didatangkan langsung buat membantu proses pembangunan. 

Mengingat masih minimnya kemampuan bahasa asing, terutama Inggris orang-orang China, makanya dibutuhkan translator bahasa China dan Indonesia sebagai pembantunya. 

6. Tour Guide

bahasa asing
Pemandu wisata juga mesti mahir nih dalam menggunakan bahasa lain selain bahasa Indonesia, (Ilustrasi/Shutterstock).

Indonesia terkenal banget dengan keindahan alamnya. Saking indahnya, banyak turis mancanegara berbondong-bondong buat berdatangan ada yang mengunjungi ke Bali, Jogja, Nusa Tenggara, Papua, dan daerah-daerah lainnya. 

Oleh sebabnya industri pemandu wisata bakal terus ramai pelanggan. Bagi mereka yang berminat buat menjadi pemandu, diharuskan mampu berbahasa asing. 

Paling gak bahasa Inggris yang paling banyak dikuasai oleh warga di setiap negara. Tapi kini sudah banyak juga kantor pemandu wisata yang menyediakan jasa pemandu yang mahir berbahasa asing sesuai dengan negara asal pelanggannya. 

Itu tadi enam profesi yang mengharuskan karyawannya memiliki kecakapan bahasa asing. Sebenarnya sih, kini semua profesi juga sudah mulai mensyaratkan pekerjanya mampu berbahasa asing. Jadi kalau kamu belum mahir-mahir betul, gak ada salahnya buat belajar dari awal lagi. Gak ada kata terlambat buat belajar! (Editor: Mahardian Prawira Bhisma).