Bisnis Properti: Ternyata Ini 4 Kerugian Jual Beli Tanah

bisnis properti

Bisnis properti, khususnya jual beli tanah, emang kerap dipandang sebagai bisnis yang bisa mendatangkan cuan alias keuntungan besar dalam waktu singkat. Tapi jangan salah, risiko dan kerugiannya juga cukup besar.

Meski demikian, kerugian itu tentu bisa dihindari jika kamu tahu caranya. Jangan langsung jiper pengin investasi properti karena mendengar potensi-potensi kerugian yang bakal kamu alami.

Ingat lho, taipan-taipan di Indonesia rata-rata adalah orang yang berbisnis properti. Lihat aja, Eka Tjipta Widjaja di Sinarmas, Ciputra, Mochtar Riady di Lippo Group, dan sebagainya.

Pokoknya nih, sebelum ngebahas soal kerugian, kamu wajib tahu kalau bisnis properti sifatnya harus free, clean, dan clear. Terutama kalau kamu pengin berbisnis tanah kavling non-perumahan.

Apa maksud dari ketiga hal itu? Free jelas artinya bebas sengketa, lalu clean atau bersih artinya tanah itu gak sedang digunakan orang lain, dan clear artinya ukuran dan spesifikasinya sesuai dengan yang tertera di sertifikat.

Setelah kamu tahu bahwa tanah yang kamu investasikan udah memiliki tiga hal itu, yuk kita cari tahu soal potensi kerugian dalam bisnis ini.

Oh ya, kali ini kita bakal bahas soal bisnis properti berupa tanah lapang ya, bukan rumah, ruko, atau apartemen. Berikut ulasan lengkapnya.

1. Rugi kalau dijual cepat

Tanah ini sifatnya investasi jangka panjang. Semua tentu tahu bahwa semakin berjalannya waktu, tanah itu bakal jadi semakin mahal.

Sebut aja, di Jakarta Timur kenaikan harga tanah sekarang ada di angka dua persen. Padahal pada tahu 2017, kenaikannya cuma satu persen. Itu menyebabkan harga tanah seluas satu meter persegi di Cawang harganya naik jadi Rp 38 juta.

Selain itu, tanah bukan ruko, rumah, atau apartemen yang butuh perawatan. Otomatis kamu gak perlu mengeluarkan biaya tambahan buat melakukan perawatan. Lebih hemat dong?

Tapi, tanah sifatnya gak seperti saham yang dalam hitungan jam atau hari nilainya bisa melonjak atau turun. Jadi, kalau pengin untung bisnis properti khususnya jual beli tanah milik pribadi, maka ada baiknya kamu jual beberapa tahun ke depan.

Udah gitu, modal beli tanah juga gak sedikit? Ketika kamu beli juga harganya pasti udah naik ketimbang tahun lalu.

Kalau dalam hitungan bulan udah dijual lagi buat modal beli tanah baru, ya gak apa-apa tapi untungnya gak bakal sebesar tiga atau lima tahun ke depan. So, pikir-pikir lagi deh kalau pengin jual tanah dalam waktu singkat.

2. Perputaran laba bisa lama

Yang kedua, sifat tanah emang gak likuid seperti reksadana, emas, atau saham yang bisa langsung dijual. Ketika menjual tanah, tentu prosesnya bakal lama. Jelas aja, harganya mahal.

Jual tanah jelas gak bisa disamakan seperti jual makanan yang bisa laris kapan aja. Dan bahkan gak bisa disamakan juga dengan jual mobil seperti para pedagang mobil bekas.

Tujuan orang beli tanah lapang itu cukup beragam. Ada yang pengin bangun rumah, disewakan, atau diinvestasikan dan dijual lagi dalam berapa tahun ke depan.

Cepat laris atau gak tanah juga bakal bergantung banget pada sejumlah faktor. Selain harga, tentu aja yang kedua adalah lokasi.

Kalau murah tapi lokasi terpencil ya ujung-ujungnya tanah itu dianggap gak produktif. Apalagi kalau tiba-tiba si calon pembeli tahu bahwa lahan yang pengin dia beli ada di wilayah rawan banjir.

Ketika susah laku, maka perputaran keuntunganmu juga jadi lambat. Itulah kerugian yang harus kamu waspadai ketika menjalankan bisnis ini.

3. Aset rawan disalahgunakan orang lain

Ketika kamu punya tanah lapang yang gak produktif dan gak pernah diawasi, maka gak nutup kemungkinan tanah itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang iseng. Kalau cuma dijadikan tempat main bola anak-anak ya mungkin gak apa-apalah, tapi kalau malah ada orang lain yang mendirikan bangunan gimana?

Tindakan itu jelas kasusnya bisa jadi rumit. Niatnya pengin ngelancarin bisnis properti eh malah harus repot-repot ngurusin kasus gini.

Alhasil nyita waktu, tenaga, dan lain-lain bukan?

Kalau gak pengin mengalami kerugian seperti ini, solusinya ya kamu harus punya tim yang tugasnya mengawasi tanah tersebut. Pokoknya jangan sampai dibiarin terlantar deh tanahnya.

4. Gak bisa jadi aset produktif

Ketika tanah itu belum laku, maka tanah itu tetap gak bisa kamu manfaatkan jadi apa-apa. Ujung-ujungnya ya jadi aset gak produktif aja di sana. Beda sama properti berbentuk rumah, ruko, atau apartemen.

Jika bisnis properti yang kamu jalani adalah sewa rumah, ruko, dan apartemen, maka pemasukan bisa dibilang lancar selama ada yang sewa. Urusan pajak dan sebagainya gak perlu dibikin pusing, toh juga ada pemasukan.

Tapi kalau jualan tanah doang ya pengin gak pengin kamu cuma bisa nunggu laku. Itulah yang kadang bikin rugi.

[Baca: Panduan Lengkap Cara Membeli Saham Buat Investor Pemula]

Lakukan ini jika pengin untung di bisnis properti

Jika empat kerugian bisnis properti berupa jual beli tanah lapang itu terasa memberatkanmu, jangan lantas patah arang ya. Kamu masih bisa sukses dalam bisnis properti tanpa beli tanah, rumah, ruko, dan sebagainya.

Serius lho, gak bohong. Lakukan aja hal ini, dan setelah kamu punya modal besar baru deh terjun ke jual beli tanah.

1. Beli saham properti

Cara paling mudah dan murah buat memulai bisnis ini bisa dimulai dengan beli saham perusahaan properti dulu. Pada awal April 2018, Kontan memberitakan bahwa indeks saham properti menguat lho.

Apakah ke depannya properti bakal terus bagus? Belum tahu sih, tapi ada baiknya kamu pantau aja.

Dan ketika beli saham, coba lihat juga gimana kinerja perusahaan properti yang bersangkutan. Kalau emang sedang baik ya sah-sah aja.

2. Jadi makelar properti

Menjadi makelar properti atau broker properti mungkin bisa jadi salah satu cara efektif bagimu buat terjun sekaligus mendalami bisnis properti. Di sini, kamu bakal bertugas buat membantu penjual menjual properti berupa tanah, rumah, dan sebagainya, atau membantu calon pembeli menemukan aset properti yang sesuai harapan.

Bisnis kayak gini sih bisa dimulai tanpa harus keluar modal, wong kamu cuma nawarin barang kok. Kamu juga bisa menarik keuntungan sesuka hati lewat margin penjualan itu.

3. Jadi agen properti

Selain jadi makelar, bisa juga jadi agen yang tergabung di sebuah perusahaan keagenan properti. Sebut aja seperti Century 21, Ray White, dan sebagainya.

Keuntungannya jelas banget, kamu bakal dapat pelatihan dan pembekalan ilmu yang mumpuni soal properti. Kamu juga bisa dapat database properti yang dijual beserta harga pasarannya. Menarik bukan?

Itulah hal-hal yang mesti kamu perhatikan ketika pengin memulai bisnis properti. Pada intinya, bisnis ini adalah bisnis yang cukup berisiko, terutama bila dilakukan oleh orang awam.

Namun jangan salah, keuntungannya juga besar banget. Hal itu yang bikin kamu wajib belajar dan mendalami ilmu properti secara mendalam.

Semoga sukses, selamat mencoba bisnis properti ya.