Bisa Untung Besar! Begini Cara Memulai Bisnis Ternak Ayam

Ternak-ayam-blog

Ternak ayam menjadi salah satu bisnis yang menggiurkan. Bagaimana tidak, ayam menjadi panganan favorit dan paling dibutuhkan setiap orang. Jadi jangan takut rugi bila sudah terjun ke bisnis satu ini.  

Selain ternak ayam, ada juga cara lain mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi agen asuransi Lifepal. Klik di sini untuk mendaftar jadi agen!

Meski banyak keuntungan, ternyata masih banyak yang bingung dan enggan untuk terjun ke bisnis ternak ayam. Sebagian besar khususnya anak-anak muda menganggap usaha ini sangat tidak ngetren, dan bergengsi bila di bandingkan kerja kantoran. 

Kalau pemikiran ini terus dipertahankan lama-lama, produksi ayam maupun telur lokal bisa tergerus, tergantikan produk luar. Padahal ayam merupakan komoditas yang paling dibutuhkan selain beras. 

[Baca: Jangan Sampai Sakit Bikin Bisnis Kamu Sia-Sia. Kontrol Pengeluaran dengan Proteksi Diri. Lihat Asuransi Terbaik Di Sini]

Berikut mau memberitahukan langkah-langkah cara memulai ternak ayam yang mudah dan gak ribet seperti yang dibayangkan. Semoga saja kamu bisa berubah pikiran untuk terjun ke bisnis satu ini. 

Cara memulai ternak ayam 

ternak ayam
ternak ayam (Pixabay)

Terjun menjadi seorang peternak ayam bukan hal mudah. Harus ada beberapa hal yang kamu perhatikan agar bisa sukses.

Baca juga: 9 Nasihat Bob Sadino Biar Bisnis Modal Kecil Untung Besar

1. Persiapkan lahannya 

Pertama kali yang harus kamu sediakan adalah lahan untuk beternak. Luas atau kecilnya lahan pun harus disesuaikan dengan jumlah ayam yang kamu ternak. Karena ayam juga butuh kenyamanan untuk hidup. 

Manusia aja kalau dikumpulkan berdesek-desekan di dalam salah satu area yang sempit kadang gak nyaman, begitu ayam juga begitu. 

Dampak negatifnya ketika ayam merasa gak nyaman, bisa stres terus paling parah bisa mati sendiri. Penjelasan ilmiahnya, lahan yang sempit bahkan sampai berdesak-desakan bikin kadar amonia di dalam ayam meningkat. Peningkatan amonia bikin ayam malas makan. 

Meski belum ada ukuran ideal untuk lahan, tapi ada yang menyebut setiap 1 m2 ideal untuk 8-12 ayam. 

Pastikan lahan yang kamu miliki jauh dari permukiman, dengan jarak ideal sekitar 200 meter. Tujuannya untuk mengurangi risiko penularan penyakit oleh unggas. Jadi ternak ayam rumahan sangat tidak dianjurkan oleh pemerintah. 

2. Buat kandang sesuai jenis ayam yang diternak 

Setelah lahan, jangan lupa mempersiapkan kandangnya. Setidaknya ada tiga jenis kandang yang paling populer untuk ternak ayam. Pertama ada sistem REN, sistem postal, dan sistem baterai. 

Kandang REN ini berbentuk kandang terbuka tidak ada atapnya yang kemudian diberikan pagar. Tapi gak semuanya terbuka, ada sebagian yang diberikan atap untuk ayam berteduh. 

Kandang dengan jenis ini umumnya digunakan untuk ternak ayam kampung, karena ayam kampung sejatinya senang berjalan-jalan di tempat terbuka. 

Kemudian ada sistem postal, yaitu kandang tertutup tanpa sekat, tapi alasnya diberikan sekam padi. Sekam ini bertujuan untuk mengurangi bau yang diakibatkan oleh kotoran ayam. Bentuk kandang ini cocok untuk ternak ayam potong. 

Dan, terakhir kandang baterai, yang tidak memerlukan lahan yang begitu luas untuk membangunnya. 

Karena kandang jenis ini bentuknya bertingkat, bukan mendatar seperti kandang lainnya. Umumnya dibuat 3-4 tingkat, kemudian satu ayam mendapatkan satu tempat yang telah disekat.

Bentuk kandangnya dibikin miring ke depan yang tujuannya untuk mempermudah menggelindingkan telur yang ditetaskan oleh ayam. Biasanya digunakan untuk ayam-ayam petelur. 

Untuk materialnya, kandan ayam biasanya dibuat menggunakan kayu, bambu, dan juga alumunium. Tergantung dari budget yang kamu miliki. Rata-rata sih untuk biaya kandang bisa dibuat dengan harga Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. 

3. Beli bibit ayam yang berkualitas 

Untuk menjadi juragan ternak ayam sesungguhnya, tentu kamu harus punya ayamnya dong. Nah, kalau kamu baru mulai beternak, lebih baik untuk membeli DOC yang berkualitas. 

DOC merupakan anakan ayam yang baru lahir dan umurnya di bawah 10 hari. Pilih DOC yang berasal dari indukan yang sehat dan terbebas penyakit. 

Karena kualitas indukan itu juga memengaruhi kualitas anakan. Kalau bisa, DOC diberikan vaksin dahulu agar terbebas dari penyakit dan stres tentunya. 

DOC bisa diperoleh di industri-industri ayam yang terkenal seperti Japfa dan Charoen Pokhpand. Harganya kalau dilihat di Tokopedia, dengan Rp 900.000 kamu sudah bisa mendapatkan 100 ekor DOC. 

4. Pakan 

Pakan ayam menjadi salah satu penentu keberhasilan ternak. Pakan yang berkualitas tentu bakal menghasilkan ayam yang sehat. Ada banyak pilihan pakan ayam yang bisa dijadikan referensi, mulai dari biji jagung, pelet, dedak, dan pur. 

Pakan-pakan tersebut bisa dengan mudah kamu dapatkan di toko-toko unggas, koperasi peternakan, atau di online shop. Harga pakan pur untuk satu kilogram di Tokopedia dijual seharga Rp 9.500 aja, bahkan ada yang lebih murah. 

Tapi, jangan cuma dikasih makan, dikasih vitamin dan vaksin supaya terbebas dari penyakit. 

5. Persiapkan hal-hal lain yang dibutuhkan 

Terakhir, kamu harus mempersiapkan hal-hal pendukung lainnya, seperti misalnya listrik untuk menerangi kandang, air untuk minumnya dan lain-lain. Yang terpenting juga ketersediaan orang untuk mengurus ternakmu, seperti memberi pakan sampai membersihkan kandang. 

Kalau kamu bisa mengurus sendiri mungkin bakal lebih hemat, tapi kalau kamu gak bisa mengurusnya dan membutuhkan bantuan orang, siap-siap rekrut pegawai yang berpengalaman tentunya. 

Ternak ayam petelur 

ternak ayam
ternak ayam (Pixabay)

Hampir di setiap dapur atau kulkas di rumah-rumah sedia telur. Karena makanan olahan telur mengandung kandungan protein yang baik untuk kesehatan tubuh. 

Karena tingginya minat masyarakat terhadap telur, maka memilih beternak ayam petelur menjadi pilihan bisnis yang menjanjikan. Risiko mengalami kerugiannya bakalan minim, pasti ada saja yang bakal beli telur hasil ternakmu. 

Perkiraannya sih setiap 100 ekor ayam petelur, akan menghasilkan setidaknya 6 kilogram telur per harinya. Harga satu kilogramnya saja saat ini sekitar Rp 24 ribu – 25 ribu, berarti per harinya kamu bisa mendapatkan Rp 150 ribu. Kalau sebulan berarti jadi Rp 4.500.000. 

Keuntungan lainnya adalah ketika ayam sudah tidak mampu memproduksi telur lagi, ayam tersebut bisa dijual untuk dimanfaatkan dagingnya. 

Sementara kerugiannya, kamu harus siap menghadapi harga telur di pasaran yang berubah-ubah. Kadang harganya tinggi, tapi kadangkala juga jatuh. 

Ternak ayam potong (broiler) 

ternak ayam
ternak ayam

Ayam potong atau broiler juga sama menggiurkannya dengan ayam petelur. Daging ayam menjadi sumber protein yang terjangkau bagi masyarakat ketimbang daging sapi. Segudang keuntungan juga bisa didapatkan oleh peternak. 

Keuntungan pertama adalah permintaan pasar bakal selalu ada. Beda seperti daging sapi atau kambing yang karena harganya mahal, dia lebih bersifat musiman.

Selain itu, perawatannya dinilai lebih simpel dan praktis. Cukup dikasih makan setiap hari, dibersihkan kandangnya, vaksin, sampai masa panennya tiba. Masa panen ayam dari bibit hingga siap dipanen biasanya memerlukan waktu sekitar 2 bulan atau sampai bobot ayam melebihi 1 kilogram. 

Kerugiannya, kamu harus menunggu waktu yang lama untuk dapat menikmati keuntungannya. Kemudian, harga pasar yang berubah-ubah juga bikin peternak was-was mengalami kerugian. 

Ternak ayam kampung 

Beternak ayam kampung dinilai lebih menguntungkan ketimbang ayam potong. Karena harga jualnya bisa dua kali lipat lebih tinggi di pasaran. Meski dagingnya sedikit dan lebih alot, tapi kandungan gizinya ayam kampung lebih sehat ketimbang ayam broiler.

Kemudian yang menyebabkan ayam kampung lebih mahal adalah karena biaya perawatannya yang membutuhkan banyak waktu dan juga memerlukan banyak pakan. Jika ayam broiler masa panennya sekitar dua bulan, ayam kampung bisa mencapai lima bulanan. 

Yang memuaskan adalah saat masa panennya. Kamu bisa mendapatkan keuntungan yang melimpah bila dibandingkan menjual ayam broiler. Jika ayam broiler dijual RP 35 ribu – Rp 40 ribu, ayam kampung bisa Rp 50 ribu – Rp 80 ribuan. 

Memasarkan hasil ternak ayam

ternak ayam
ternak ayam

Tujuan utama beternak adalah untuk mendapatkan keuntungan. Nah, caranya adalah dengan menggunakan beragam strategi pemasaran. 

Pemasaran yang paling tradisional adalah dengan menjualnya ke pasar. Pasar sebagai tempat bertemunya berbagai macam hasil ternak dan panen menjadi area yang menggiurkan bagi setiap peternak. 

Kedua, kamu bisa menjualnya dari mulut ke mulut. Bisa dijual ke tetangga atau ke saudara. Tentunya harga jualnya bisa lebih mahal ketimbang kamu jual ke tengkulak di pasar. 

Ketiga, membuat olahan sendiri menjadi cara jitu untuk meningkatkan harga jual suatu produk. Kalau kamu beternak ayam, misalnya, bisa membuat makanan olahan seperti ayam goreng atau ayam bakar. 

Itulah penjelasan sedikit tentang cara memulai ternak ayam dan keuntungannya buat kantong pribadimu. 

Meski menggiurkan, kini usaha beternak mulai ditinggalkan oleh anak-anak muda. Karena dinilai sebagai bidang pekerjaan yang kurang bergengsi. Tapi bisnis ayam ini gak bakalan punah sampai kapanpun.

Ingin tahu lebih banyak seputar ide bisnis? Yuk konsultasikan langsung dengan ahlinya melalui Tanya Lifepal!

(Editor: Chaerunnisa)