Rush Money buat Selamatkan Uang atau Bikin Negara Krisis?

Rush money

Isu rush money atau penarikan uang besar-besaran dari bank ramai kembali. Kali ini ajakan buat menarik seluruh uang dari rekening bank diembuskan orang-orang gak bertanggung jawab di media sosial.

Ajakan rush money kali ini terkait isu yang menerpa Bank Bukopin. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat untuk tenang dan jangan terpengaruh isi penarikan uang besar-besaran yang beredar.

OJK menilai isu rush money telah memunculkan keresahan dan kepanikan di masyarakat. Tentu aja keresahan dan kepanikan ini bisa dimanfaatkan orang-orang yang gak bertanggung jawab.

Seperti yang disampaikan OJK, orang-orang yang gak bertanggung jawab ini mengambil keuntungan dari fluktuasi kurs dan indeks saham sebagai efek dari penarikan uang besar-besaran.

OJK pun telah mengambil langkah hukum, bahkan sampai melibatkan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengusut penyebar isu tersebut.

Seperti yang kamu tahu, isu rush money pernah dimunculkan di media sosial terkait Aksi 22 Mei. Bahkan, ajakan buat melakukan rush money juga pernah gencar disebarluaskan terkait aksi demonstrasi 25 November 2016 yang lalu.

Ajakan tersebut sampai bikin Menteri Keuangan Sri Mulyani berkomentar, bahwa aksi tersebut bakal berdampak buruk buat masyarakat.

Senada dengan Menteri Keuangan, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso berpendapat pembangunan yang dilakukan negara bisa terhambat kalau rush money sampai terjadi.

Pada akhirnya, masyarakat juga yang rugi karena ikut-ikutan ajakan tersebut.

Sebenarnya, apa sih rush money ini? Sejauh mana potensinya merugikan negara dan masyarakat? Cari tahu yuk jawabannya dalam ulasan berikut ini.

Apa itu rush money?

Penggunaan istilah rush money sepertinya cuma populer di Indonesia. Di luar Indonesia penarikan uang besar-besaran dari rekening bank diistilahkan sebagai bank run.

Rush money atau bank run adalah sebuah peristiwa di mana para nasabah bank menarik seluruh uang yang tersimpan di rekening milik mereka secara serentak. Peristiwa ini sendiri pernah terjadi pada tahun 1997 – 1998 saat terjadinya krisis di Indonesia.

Anjloknya nilai rupiah saat itu memunculkan ketidakpercayaan masyarakat pada bank. Akibatnya, masyarakat pun beramai-ramai menarik dana tabungan milik mereka.

Tentu aja penarikan dana besar-besaran tersebut berpotensi buruk buat perekonomian negara. Untungnya, Pemerintah dan Bank Indonesia campur tangan sehingga gak berdampak sangat parah bagi ekonomi Indonesia.

Kejadian bank run ini jauh sebelumnya pernah terjadi di Amerika Serikat. Penarikan uang besar-besaran secara serentak tersebut terjadi pada saat krisis ekonomi luar bisa yang dikenal sebagai Depresi Hebat atau Great Depression (1929 – 1939) melanda Amerika Serikat.

Apa dampak-dampak rush money buat masyarakat dan negara?

Banyak ahli berpendapat, penarikan uang besar-besaran dari bank membawa kerugian buat negara dan masyarakat. Bahkan, efeknya bisa sampai bikin ekonomi lumpuh.

Lalu, apa aja dampak-dampak dari rush money?

  • Rush money yang dilakukan beberapa kelompok orang bisa memicu terjadinya penarikan uang lebih besar lagi. Pasalnya, orang-orang yang melihat situasi tersebut jadi khawatir dan ikut melakukan penarikan juga.
  • Bank yang awalnya baik-baik aja bisa melemah gara-gara rush money ini. Demi bisa mengembalikan uang nasabah, bank harus menjual aset-asetnya. Hingga akhirnya bank pun mengalami gagal bayar.
  • Pemerintah mau gak mau menanggung akibat dari terjadinya rush money tersebut dengan menyalurkan dana bantuan yang berasal dari obligasi.
  • Dampak paling parah dari rush money tentu aja bikin terjadinya resesi ekonomi. Inilah yang dikhawatirkan Pemerintah. Soalnya bisa bikin masyarakat sengsara sebagaimana yang terjadi pasca krisis 1998.
  • Apa yang dilakukan bank buat mencegah terjadinya rush money?

    Keberadaan rush money menjadi pembelajaran bersama banyak bank di dunia. Inilah yang kemudian membuat bank melakukan beberapa langkah antisipasi agar dampak buruk penarikan uang tunai besar-besaran secara serentak gak muncul.

    Apa aja langkah-langkah yang dilakukan bank?

  • Memperlambat penarikan uang tunai dengan memberlakukan limit tarik tunai hingga meliburkan bank pada hari tertentu.
  • Meminjam dari bank lain atau bank sentral semisal Bank Indonesia buat memenuhi permintaan tarik tunai dalam jumlah besar dan dilakukan secara serentak. Dengan begitu, bank punya cadangan kas yang cukup.
  • Adanya jaminan dari Pemerintah atas amannya uang mereka di bank. Biasanya jaminan ini berupa asuransi. Sementara di Indonesia penjaminan ini dilakukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
  • Nah, itu tadi ulasan mengenai rush money, dampaknya, dan cara bank menyikapinya. Semoga informasi barusan bermanfaat dan mudah-mudah masyarakat cerdas dalam menanggapi isu yang ada sehingga gak mudah terpancing. (Editor: Ruben Setiawan)