Indonesia Mau Ekspor Beras, 10 Negara Ini Udah Memulainya Lebih Dulu

ekspor beras

Stok beras yang berlebihan alias surplus menjadi alasan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso buat ekspor beras. Kabarnya nih ada kelebihan 2,4 juta ton beras yang kini berada di Bulog.

Namun, rencana Dirut Bulog Budi Waseso rupanya dapat respons negatif. Salah satunya dari pengamat pangan dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah seperti yang diberitakan Detik.

Menurutnya, stok beras tersebut kalau dihitung-hitung, cuma bisa memenuhi kebutuhan beras dalam negeri selama kurang lebih satu bulan. Makanya Rusli berpendapat ekspor beras belum bisa dilakukan dan sebaiknya kelebihan beras tersebut disimpan buat kebutuhan dalam negeri.

Hal serupa juga disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. Menurutnya, stok beras yang melimpah sebaiknya dimanfaatkan buat menjaga kestabilan harga beras.

Rencana ekspor beras pada dasarnya adalah hal yang bagus. Namun, kalau surplusnya gak sering, tampaknya aktivitas ekspor bakal jarang-jarang dilakukan.

Dari data yang ada, tercatat ada beberapa negara di dunia yang paling tinggi dalam melakukan ekspor beras. Negara-negara mana sajakah itu? Cari tahu yuk dalam ulasan berikut ini.

Ada 10 negara teratas dengan volume ekspor beras tertinggi di dunia

ekspor beras
Negara manakah yang ekspor berasnya paling banyak? (Shutterstock)

Dari data-data yang diperoleh Index Mundi, ada 10 negara yang berada di urutan teratas dalam urusan ekspor beras. Ada negara yang nilai ekspor berasnya tembus belasan juta ton lho.

Berikut ini adalah daftar negara-negara yang volume ekspor berasnya paling tinggi di dunia tahun 2019.

NegaraVolume ekspor beras (ton)
India12.500.000
Thailand10.000.000
Vietnam6.500.000
Pakistan4.000.000
Amerika Serikat3.207.000
China3.000.000
Myanmar2.800.000
Kamboja1.300.000
Uruguay775.000
Paraguay600.000

Daftar di atas menunjukkan kalau India menjadi negara yang melakukan ekspor beras terbanyak. Volume ekspor beras India mencapai 12,5 juta ton. 

Gak mengherankan kalau India bisa melakukan ekspor beras. Produksinya pada 2019 tercatat mencapai 115 juta ton. Terus nih, tingkat konsumsi beras di India sendiri cuma 102 juta ton. Itu berarti ada kelebihan sebesar 13 juta ton tahun 2019.

Di posisi kedua ada Thailand yang volume ekspor berasnya mencapai 10 juta ton. Adanya kelebihan beras yang kemudian diekspor tersebut karena tingkat konsumsi beras di negara anggota ASEAN ini lebih kecil dari tingkat produksinya.

Pada 2019, tingkat konsumsi beras Thailand mencapai 10,9 juta ton. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan tingkat produksinya yang mencapai 21,1 juta ton.

Baca juga: Ini Lho 10 Negara Penghasil Gula Terbesar di Dunia, Ada Indonesia Gak Ya?

Pernah swasembada tahun 1984, setelahnya Indonesia masih impor beras

ekspor beras
Kapan Indonesia bisa kembali swasembada beras? (Shutterstock)

Tahun 1984 menjadi tahun kebanggaan bagi Indonesia. Sebab saat itu Indonesia mencapai swasembada alias surplus beras.

Menurut data yang ada, produksi beras Indonesia saat itu sekitar 27 juta ton. Sementara tingkat konsumsinya sendiri kurang dari 25 juta ton. Wajar aja kalau stok beras Indonesia mengalami surplus.

Sayangnya, prestasi Indonesia dalam swasembada beras gak berlangsung dalam waktu yang panjang. Indonesia kembali mengimpor beras pada tahun 1990-an. Lonjakan impor tertinggi tercatat pada tahun 1999 pasca Indonesia dilanda krisis ekonomi.

Hingga saat ini Indonesia masih menggantungkan pemenuhan kebutuhan berasnya dari impor. Ada beberapa sebab kenapa kebutuhan beras Indonesia masih bergantung pada impor.

Baca juga: Lebih dari Indonesia, Ini Lho Negara-Negara dengan Produksi Daging Sapi Terbesar

Pertama, pastinya karena tingkat konsumsi yang meningkat. Apalagi, tiap tahunnya jumlah penduduk Indonesia terus meningkat. Hal ini tentu aja mendorong bertambahnya tingkat konsumsi beras.

Kedua, suplai beras yang gak stabil karena panennya bergantung pada musim yang berlangsung. Dengan kata lain, ada musim tertentu yang mana produksi beras melebihi tingkat konsumsi. Di sisi lain, ada musim di mana produksi beras gak bisa mengimbangi tingkat konsumsi.

Ketiga, teknik dan teknologi pertanian yang masih belum canggih. Para petani di Indonesia masih menerapkan cara-cara bertani yang boleh dikatakan belum inovatif. Dampaknya, produksi beras pun jadi kurang begitu maksimal.

Nah, itu tadi informasi mengenai negara-negara yang paling tinggi dalam melakukan ekspor beras. Walaupun belum bisa menorehkan kesuksesan seperti tahun 1984, pastinya kita berharap ke depan Indonesia dapat swasembada beras lagi sehingga bebas dari impor. Semoga! (Editor: Ruben Setiawan)