Fun Facts: 5 Fakta tentang Pajak Penghasilan yang Patut Kamu Ketahui

Tarif pajak penghasilan

Apa yang ada di benak kamu saat mendengar kata pajak? Ternyata kata tersebut masih menjadi ‘momok’ bagi segelintir orang loh. Kok bisa begitu ya, padahal pajak itu gak seseram hantu-hantu yang biasa kita tonton di film kok.

 

Pernah dengar pepatah yang berbunyi ‘tak kenal maka tak sayang’ kan? Nah, sepertinya ini yang terjadi di masyarakat. Kurangnya pemahaman tentang pajak jadi bikin banyak orang salah kaprah bahkan anti banget sama yang namanya pajak.

 

Karena kurang paham tentang pajak, otomatis kesadaran untuk membayar pajak juga jadi minim. Banyak yang mempertanyakan, kalau mereka bayar pajak, uang tersebut kemana? Untuk apa? Pikirannya udah negatif aja, jangan-jangan dikorupsi.

 

Biar makin pinter dan paham soal pajak, simak deh beberapa fakta tentang pajak penghasilan berikut ini.

 

[Baca: Tanya Pajak: Gaji di bawah Rp 2 Juta, Cari Tahu tentang Pajak PPh 21 di Sini!]

 

 

 

1. PPh 21 bagi pekerja lepas atau freelance

Oke, buat yang jadi pegawai kantoran dan punya penghasilan tetap mah udah jelas ya. Setiap bulan pihak perusahaan bakal memotong sekian persen dari penghasilan untuk pajak. Nah, gimana dong nasib para pekerja lepas alias freelance?

 

Freelance bukan berarti gak punya penghasilan loh. Hanya saja, bedanya freelance dengan karyawan tetap adalah sistem kerja dan upahnya saja.

 

Semisal, penulis lepas yang hanya mendapat upah kalau ada proyek menulis. Itu pun gak setiap bulan ada ya. Sama halnya kayak ibu rumah tangga yang terima order kue buat acara tertentu.

 

fakta tentang pajak

Kerja freelance juga gak luput dari kewajiban bayar pajak

 

 

Jadi, semua Wajib Pajak (WP) yang udah punya Nomor Pajak Wajib Pajak (NPWP), ya wajib untuk lapor pajak juga. Tinggal dilihat saja dulu, apakah penghasilan si freelance selama setahun melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) atau masih termasuk PTKP.

 

Kalau emang penghasilan gak lebih dari nominal yang ditetapkan (minimal Rp 36 juta setahun) ya udah tinggal melaporkan SPT Tahunan dengan keterangan NIHIL. Ini sesuai dengan bunyi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor: 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak

 

2. Gimana dengan yang nganggur selama setahun

Penghitungan pajak penghasilan (PPh 21) berlaku selama periode Januari – Desember (satu tahun). Gimana kalau selama rentang waktu setahun nganggur? Gak ada penghasilan sama sekali, nah tetap harus lapor pajak gak sih?

 

Walau gak punya penghasilan, tetap buat laporan pajak saja dengan form SPT Tahunan 1770 dengan lampiran surat bahwa selama setahun itu kamu gak punya pekerjaan dan penghasilan. Tapi, ini pun sifatnya gak wajib kok.

 

3. Kenapa sudah setor pajak masih harus lapor sih?

Masih banyak Wajib Pajak (WP) yang sudah setor pajak ngerasa ribet sama yang namanya lapor SPT Tahunan. Udah dipotong ngapain lapor lagi sih! Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) jelas mengatur sistem perpajakan di Indonesia adalah self assessment system.

 

fakta tentang pajak

Lapor pajak itu juga wajib. Hebatnya sekarang sudah bisa online

 

 

Waduh, apaan tuh bro? Intinya, Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk mendaftar, menghitung, menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya sendiri. Itulah kenapa Wajib Pajak punya kewajiban selain setor pajak, yaitu lapor SPT Tahunan.

 

[Baca: Yuk, Saatnya Cari Tahu Gaji Dipotong Pajak Apa Aja Biar Manfaat Makin Terasa]

 

4. Lapor pajak bisa online

Kebiasaan jelek orang Indonesia itu emang selalu males sama yang namanya sedikit ribet, walau untuk kebaikan atau demi menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang baik. Salah satunya soal lapor pajak.

 

Menjawab tingginya kebutuhan para Wajib Pajak di seluruh Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan Surat Keputusan No. 88 mengenai pelaporan SPT secara elektronik pada Mei 2014. Jadi lapor pajak udah bisa dilakukan secara online.

 

Dengan kata lain, sekarang udah gak harus panas-panas atau capek-capek deh tuh datang ke kantor pajak. Emang sih proses awal untuk bisa memanfaatkan fasilitas EFIN (lapor pajak online) kita tetap harus melakukan proses registrasi di kantor pajak.

 

Gak apa-apa lah berkorban sedikit di awal, selanjutnya tinggal leha-leha saja, mainkan jari di keyboard komputer lalu selesai deh lapor pajaknya.

 

5. Sanksi buat Wajib Pajak yang telat lapor

Sekarang bicara sanksi buat Wajib Pajak yuk! Hah, ciyusan ada sanksi? Ya ada dong. Bagi wajib pajak yang telat menyampaikan SPT Tahunan, ada sanksi administrasi Rp 100 ribu. Peraturan ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).

 

Berbeda dengan wajib pajak yang baru pertama kali gak melaporkan SPT pajak tahunan karena lupa atau sengaja gak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tapi gak benar dalam pengisian data atau gak lengkap, gak akan kena sanksi pidana.

 

fakta tentang pajak

Awas, jangan sepelekan laporan SPT Pajak lho, bisa kena sanksi pidana

 

 

Eits, jangan senang dulu. Si wajib pajak wajib melunasi pajak terutang plus sanksi kenaikan 200%. Waduh, lumayan ya bisa buat beli cilok berapa gerobak tuh!

 

Tapi, tentu saja jika hal tersebut dilakukan saat kedua kalinya, mereka akan dikenakan sanksi pidana denda paling sedikit satu kali dan paling banyak dua kali jumlah pajak terutang. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 13A Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).

 

Piye-piye, tambah paham atau malah tambah mumet setelah baca fakta tentang pajak di atas. Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan kamu seputar kewajiban sebagai wajib pajak ya.

 

Jangan jadi warga negara yang hanya bisa menuntut hak saja ya, kewajiban juga dilaksanakan dong!

 

[Baca: Punya Usaha, Cari Tahu tentang Pajak Penghasilan UKM di Sini!]

 

 

 

Image credit:

  • http://www.pojokbisnis.com/file/2015/10/Trik-Menghindari-Sanksi-Pajak-Administrasi-dan-Pidana.jpg
  • https://eddiwahyudi.files.wordpress.com/2013/03/efilling.jpg
  • http://kakakita.com/wp-content/uploads/2016/01/freelance6-1170×662-5672e35d471d5-678×381.jpg