Ini Alasan Berhenti Kerja Terbaik Biar Lolos Interview Kerja

alasan resign

Alasan berhenti gak cuma ditanyakan bagian personalia atau HRD di perusahaan lama. Biasanya, alasan berhenti kerja ditanyakan ketika kamu mengajukan resign.

Nah bagi kamu yang hendak melamar pekerjaan di tempat baru, biasanya akan ditanyakan pengalaman kerja. Termasuk, alasan berhenti kerja di tempat sebelumnya.

Asal kamu tahu, orang yang mengajukan resign nggak cuma staf saja lho. Pekerja yang sudah memiliki jabatan cukup tinggi pun tak lepas dari opsi resign.

Alasannya bisa macam-macam, dari jenuh pada pekerjaan lama, beban kerja yang tak lagi manusiawi, atau karena alasan personal misalnya menikah. 

Resign juga bisa dilakukan karena alasan teknis terkait kontrak kerja. Misalnya nih, status karyawan kamu adalah kontrak secara berkala. Perusahaan akan memperpanjang kontrak baru untuk karyawannya. Apabila karyawan tidak menandatangani kontrak perpanjangan, maka dia dianggap resign.

Sebisa mungkin hindari resign mendadak dan sampaikan alasan yang bisa diterima. Ingat, bagaimana cara kamu resign akan berpengaruh terhadap citra diri, baik untuk perusahaan lama atau perusahaan baru. 

Nah apa saja alasan yang baik? Lifepal merangkum alasan berhenti kerja yang baik untuk kamu.

Berbagai alasan berhenti kerja yang tepat dan bijak

Memberikan alasan berhenti kerja memang gak bisa asal. Meski jujur, kamu sebaiknya menggunakan kalimat yang tepat agar perusahaan lama kamu memberikan surat rekomendasi yang baik.

Selain itu, pastikan kamu tidak terburu-buru mengambil keputusan mengundurkan diri. Apalagi jika belum memiliki pekerjaan atau usaha.

Nah berikut ini berbagai alasan berhenti kerja yang bisa kamu pertimbangkan ketika mengajukan resign atau ditanyakan oleh HRD perusahaan baru!

1. Mendapat tawaran yang lebih baik

Alasan berhenti kerja yang ini sesungguhnya paling masuk akal. Tujuan kita kerja apa sih? Pasti sebagian besar dari kita akan jujur menjawab: mencari pemasukan yang stabil. Bukan materialistis, tapi lebih ke logis dan visioner. 

Jadi jika kamu mendapat penawaran yang lebih baik dan gaji yang lebih besar di perusahaan lain, maka jujur saja. Kamu bisa menyampaikan ini kepada kantor lama, sehingga kantor lama bisa mempertimbangkan adanya kenaikan gaji jika ingin mempertahankanmu. 

Selain gaji, bisa juga adanya manfaat yang lebih baik yang akan kamu dapatkan, misalnya perihal manfaat mendapatkan asuransi karyawan (employee benefit) dan sebagainya.

Jika kantor lama tidak mencoba menahanmu, maka tak masalah. Kamu bisa mengambil tawaran di kantor baru. Kepada HRD kantor baru, kamu bisa menyampaikan hal ini dengan cara yang halus. Salah satunya dengan ‘mencari tantangan baru’. 

Jawaban di atas sangat aman karena dianggap tidak menjelekkan kantor lama, sekaligus cukup menjanjikan untuk didengar kantor baru. 

2. Mencari tantangan baru

Alasan berhenti kerja selanjutnya masih menyambung pada poin pertama. Alasan ‘mencari tantangan baru’ bisa juga loh memang begitu adanya. Setelah bekerja selama bertahun-tahun dengan rutinitas dan beban kerja yang monoton, kamu bisa saja merasa bosan. 

Hal ini bisa menjadi alasan yang kuat bagi kamu untuk berhenti kerja atau resign. Bagi kantor lama, perkara ‘tantangan baru’ ini bisa jadi pertimbangan untuk menaikkan jabatan kamu. Sedangkan bagi kantor baru, tentu menjanjikan untuk menerima karyawan baru yang memang masih bersemangat. 

Oh ya satu lagi, alasan ‘mencari tantangan baru’ juga tidak menjelekkan kantor lama. Hal ini tentu memberi kesan baik kepada dirimu. 

3. Mencari lingkungan kerja yang kolaboratif

Alasan berhenti kerja selanjutnya yang bisa kamu sampaikan adalah ‘mencari lingkungan kerja yang kolaboratif’. Sebenarnya sih, kamu mau jujur bilang bahwa atasanmu di kantor lama tidak bisa diajak kerja sama. Tapi alasan ini tidak baik untuk disampaikan karena HRD bisa melihatmu sebagai karyawan yang juga tidak bisa diajak kerja sama. 

Lebih baik, kamu sampaikan bahwa kamu ingin mencari lingkungan kerja baru yang para karyawan dan kepimimpinannya lebih kolaboratif ke depannya, sehingga kamu bisa meningkatkan produktivitas. 

Ingat, hindari menjelek-jelekkan kantor lama kepada HRD kantor baru. 

4. Sekolah lagi

Alasan berhenti kerja selanjutnya yang sangat masuk akal adalah sekolah lagi atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Misalnya, kamu seorang pekerja dengan gelar sarjana (S1), maka kamu ingin lanjut kuliah di jenjang master (S2). So, nggak masalah. 

Bisa saja sih, kuliah sambil bekerja. Tapi ada beberapa kasus yang hal ini tidak mungkin dilakukan. Seperti kalau kampus kamu berada di luar kota atau bahkan di luar negeri sehingga kamu harus fokus kuliah. 

Alasan ini lebih banyak bisa diterima kantor lama. Atau siapa tahu, dengan kamu jujur seperti ini kantor lama kamu akan memberikan opsi cuti kuliah. Jadi kamu bisa menjalani kuliah tanpa harus keluar dari pekerjaanmu. 

5. Pembagian waktu kerja yang tidak seimbang

Alasan berhenti kerja lainnya adalah jam kerja yang tidak manusiawi. Misalnya, hari libur dan akhir pekan kamu masih sering terganggu oleh pekerjaan kantor. Padahal, libur adalah hakmu sebagai pekerja. Selain itu, kesehatan mental juga penting untuk dijaga.

Jika keseimbangan kerja tidak tercapai di kantor lama kamu, sah-sah saja bagimu untuk resign. Kami berhak mencari perusahaan lain yang memberikan jam kerja berimbang. 

Saat mengajukan resign ke kantor lama, tidak ada salahnya kamu jujur soal ini agar menjadi pembelajaran. Tapi kepada kantor baru, kamu bisa menyampaikan alasan yang lebih halus. 

Misalnya, kamu melihat perusahaan yang kamu lamar memberikan porsi pekerjaan yang seimbang kepada karyawan-karyawannya. Dan kamu ingin bergabung dalam ekosistem sehat yang ada di kantor barumu ini. 

Cara berhenti kerja yang baik

Meski pun kamu berniat keluar dari perusahaan, kamu tetap harus mematuhi aturan yang baik untuk resign di kantor lama kamu. Sebab, hal ini tentu akan menjadikan penilaian soal attitudemu selama bekerja.

Karena kamu gak tahu, siapa tahu orang penting di perusahaan tempatmu melamar adalah sahabat baik atasanmu di kantor lama. Harapannya, dengan ini atasan kamu yang lama bisa merekomendasikan atau memberikan testimoni soal kinerjamu dan kamu bisa lolos, deh! 

Berikut tata cara untuk resign yang baik:

1. Jangan mendadak

Pastikan bahwa kamu mengajukan surat resign atau memberi tahu atasanmu minimal satu bulan sebelum kamu resign. 

Jangan sampai kamu mengajukan resign sehari sebelumnya, karena hal itu sangat fatal untuk dilakukan. Sebaiknya ikuti saja aturan atau tata cara resign di kantor lamamu dengan bertanya pada sekretaris atau HRD.

2. Tidak menurunkan performa kerja

Mentang-mentang kamu mau resign, jangan sampai hal ini membuat kamu jadi malas-malasan. Kerja jadi gak sesuai target atau datang terlambat dengan alasan ‘Ah, kan aku mau resign, jadi gak apa-apa telat’. Hal ini tentu akan membuat kamu dicap sebagai orang yang gak profesional. 

Kamu harus tetap bekerja sesuai dengan aturan dan target yang diberikan karena kamu akan mendapatkan gaji di akhir masa kerjamu. 

3. Mengembalikan barang inventaris kantor

Apabila kamu mendapat fasilitas seperti laptop kantor, HP kantor atau kamera kantor, kamu wajib mengembalikan barang-barang tersebut dengan rapi dan bersih pada kantor. 

Jika rusak, kamu juga wajib menggantinya, ya. Itu membuktikan bahwa kamu adalah orang yang amanah dan bertanggung jawab.

4. Berpamitan dengan rekan kerja dan atasan

Hal terakhir yang dilakukan di hari terakhirmu bekerja, sebaiknya kamu berpamitan dengan rekan kerja dan atasanmu, ya! 

Kalau ada uang lebih, kamu bisa memberikan mereka kenang-kenangan dan makanan sebagai ucapan terima kasih karena sudah banyak membantu selama kamu bekerja. 

Apa itu one month notice dan pentingkah?

Ada satu hal yang perlu kamu pahami jika ingin mengajukan resign. Menyambung pada pembahasan tentang cara berhenti kerja yang baik, ada satu pojn yaitu ‘jangan mendadak’. Nah, terkait hal ini ada istilah one month notice yang jamak diterapkan di banyak perusahaan bagi karyawan yang mengundurkan diri. 

One month notice adalah bentuk profesionalisme pekerja dalam mengajukan pengunduran diri. Skema one month notice mewajibkan seorang karyawan memberi tahu rencana resign-nya maksimal 30 hari atau satu bulan sebelum benar-benar pergi. 

Aturan ini resmi loh, diatur melalui UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Karyawan yang resign  wajib mengajukan surat pengunduran diri selambat-lambatnya 30 hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. 

Terus penting gitu one month notice? Iya dong. Karena skema ini menyangkut hubungan profesionalisme antara karyawan dan perusahaan. Perusahaan perlu siap-siap kan untuk melepas kamu yang akan resign. Selain itu, kamu juga lebih baik punya spare waktu yang cukup untuk merampungkan sisa pekerjaan yang belum rampung. 

Nilai lain dari one month notice adalah membuat hubunganmu dengan kantor lama dan kawan-kawan di kantor lama baik-baik saja saat resign. Ini penting bukan?

Bagi kamu yang gak pengin jadi karyawan lagi, kamu bisa menambah penghasilan hingga Rp30 juta per bulan. Caranya, kamu bergabung menjadi mitra Lifepal!

Tips menjawab pertanyaan alasan berhenti kerja

Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan saat menjalani interview di perusahaan baru. Biasanya, HRD akan bertanya apa sih alasan kamu berhenti kerja di perusahaan lama?

Nah, kamu nggak boleh asal menjawab karena ini bisa berpengaruh terhadap keputusan HRD untuk menerimamu atau malah menolakmu. 

Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu pertimbangkan:

1. Jawab dengan jujur, tapi secukupnya

Menjawab jujur itu penting. Tapi jangan terlalu gamblang ya. Cukup jawab saja secukupnya. Misalnya, kamu resign karena jabatan yang tak kunjung naik. Bila ditelisik, hal ini bisa disebabkan kantormu yang memang kurang fair dalam menilai karyawan atau memang kinerja kamu yang kurang. 

Jika kamu jujur menjawab pertanyaan HRD dengan jawaban di atas, bisa saja HRD justru salah menilai tentang dirimu. Makanya, cukup jawab saja bahwa kamu ingin mencari lingkungan kerja yang lebih kolaboratif sehingga kinerja kamu bisa lebih produktif. 

2. Jangan jelek-jelekkan kantor lama

Hindari jawaban-jawaban yang bernada negatif mengenai perusahaan atau pekerjaan lama. Misalnya, gaji di kantor lama kamu kecil atasan kamu dulu galak. Jawab saja seadanya bahwa kamu ingin pekerjaan yang lebih kompetitif agar mendapat penghargaan yang lebih baik dan menjadi circle kerja yang lebih koordinatif. 

Tanya jawab mengenai alasan berhenti kerja

Asuransi karyawan adalah produk pengelolaan keuangan yang cocok untuk menanggung biaya berobat di rumah sakit khusus untuk pekerja di sebuah perusahaan.

Hampir sama dengan asuransi kesehatan, asuransi karyawan dikhususkan bagi sebuah perusahaan yang ingin melindungi karyawannya. Sebagian produk asuransi karyawan menawarkan perlindungan diri pribadi dan sebagian lainnya dilengkapi dengan perlindungan keluarga juga.

Ada banyak alasan di balik karyawan yang memilih berhenti kerja. Bisa karena alasan teknis terkait kontrak kerja, alasan profesional seperti perkara gaji atau jabatan yang tak kunjung naik, atau alasan personal seperti ada masalah dengan rekan kerja atau bos di kantor lama.

Apa pun alasannya, itu sah-sah saja bagi seorang pekerja untuk memilih resign. Asal semua prosesnya disiapkan dengan baik. Ingat, masuk baik-baik, sebisa mungkin keluar juga dengan baik-baik. Citra di kantor lama bisa berpengaruh terhadap penerimaan kamu di kantor baru.

Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan saat resign, antara lain:

  • Jangan mendadak
  • Sampaikan langsung ke atasan
  • Tetap bekerja dengan baik di sisa waktu
  • Kembalikan alat-alat kantor
  • Pamit dengan sopan
  • Tetap jaga profesionalisme
  • Tinggalkan kesan positif.
Tidak ada aturan baku mengenai waktu resign terbaik. Tapi akhir tahun barangkali bisa jadi waktu resign yang baik. Alasannya, biasanya di akhir tahun perusahaan mengakhiri berbagai urusan administrasi termasuk tugas dan kerja tahunan.