Mau Beli Saham dan Untung di Tengah Rumor Perang Dunia III? Baca Ini Dulu

Mau-jual-beli-saham-di-tengah-tegangnya-hubungan-Amerika-Serikat-dan-Iran-Shutterstock

Semua tentu tahu bahwa dampak dari ketegangan hubungan Amerika Serikat dan Iran, tentu berdampak negatif pada Indeks Harga Saham Gabungan. Apakah hal ini jadi peluang untuk investasi, atau malah lebih nguntungin untuk trading alias jual beli saham?

Analis senior dari CSA Research Institute Reza Priyambada lewat perbincangannya dengan Lifepal menyatakan bahwa, ada beberapa hal penting yang harus disikapi ketika kita ingin membeli saham untuk saat ini.

Ingin tahu lebih lanjut? Yuk simak ulasannya di bawah sini.

1. Big caps sempat berguguran

Jual Beli Saham
Saham anjlok (Shutterstock).

“Kalau dalam kondisi seperti sekarang ini kan, pelaku pasar panik tentang apa yang terjadi di dunia dan tentu akan menimbulkan kekhawatiran. Pemikiran mereka juga berlebihan, terutama yang berkaitan dengan rumor Perang Dunia III. Pelaku pasar akhirnya panik, dan terjadi profit taking (ambil untung),” ujar Reza pada MoneySmart, 8 Januari 2020.

Jelas sekali bahwa, investor cenderung menjual saham-saham big caps (perusahaan dengan market cap tinggi). Sebut saja seperti saham-saham perbankan BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, hingga konsumer, UNVR. 

Apakah kamu salah satu yang mendadak sering jual beli saham big caps ini?

“Ketika terjadi konflik kalo dr pasar saham, big caps ada cenderung terkena profit taking, sehingga terjadi rotasi ke saham-saham small dan medium cap (saham lapis dua dan tiga),” lanjutnya.

Tapi pada 9 Januari, IHSG sudah terlihat hijau. Saham big caps juga mulai terlihat naik, apakah tandanya sudah mulai bullish? Konflik AS dan Iran memang disinyalir mereda, tapi gak ada yang tahu ke depannya.

2. Saham perusahaan minyak dan tambang emas “sempat” jadi sasaran

Jual Beli Saham
Tambang emas (Shutterstock).

“Terkait dengan isu perang ini, pelaku pasar berasumsi bahwa eskalasi di timur tengah akan membuat harga minyak cenderung naik, sementara itu aset safe haven seperti emas juga naik. Kenaikan harga komoditas itu yang akhirnya mempengaruhi pasar-pasar saham,” lanjut Reza.

So, gak heran kan kalau akhirnya para top gainers saat eskalasi ketegangan Negeri Paman Sam dan Negeri Persia ini meningkat, saham-saham small dan middle caps justru naik. 

“Saham gold dan oil and gas yang dibeli pelaku pasar, market capnya jauh lebih rendah daripada emiten big cap (kemarin), ketika saham ini naik, tetap saja IHSG gak keangkat,” tandasnya.

Buat kamu yang penasaran sama emiten-emiten yang dimaksud, kamu bisa pantau saham-saham seperti MEDC (Medco Energi), PSAB (J- Resource Asia Pasific), atau MDKA (Merdeka Copper Gold).

Tertarik beli? Saham ini memang terkenal sangat fluktuatif. Sementara itu di tanggal 9 Januari saat ketegangan agak mereda, saham perusahaan ini justru turun lho. 

3. Untuk investasi jangka panjang, beli blue chip sekarang aman gak?

Jual Beli Saham
Pergerakan saham (Pixabay)

Walau jual beli saham blue chip sedang terjadi, dan menyebabkan beberapa emiten big caps mengalami koreksi kemarin. Apakah ini bisa jadi peluang besar bagi kita untuk membeli? Tunggu dulu.

“Peluang ini tetap ada, tapi soal ‘kapan waktunya,’ itu yang jadi pertanyaan. Apakah hari ini atau besok, atau bisa jadi minggu depan,” jelas Reza.

Reza menambahkan bahwa, alangkah lebih bijak bagi kita untuk pantau-pantau dulu alias wait and see. Mengapa? Karena ketika ada aksi balasan dari pihak Iran, maka market akan tetap panik, dan aksi jual big caps juga makin lanjut, penurunan harganya juga berlanjut.

Kita pun gak akan pernah tahu, apakah ancaman yang muncul dari kedua belah pihak ini serius atau cuma gertak sambal. Mending nunggu dulu kan ketimbang buru-buru beli dari sekarang. 

Itulah sedikit masukan dari pakar mengenai jual beli saham di tengah beredarnya isu Perang Dunia III. Mudah-mudahan sih, perangnya gak terjadi ya dan IHSG kembali terkerek naik.

Tapi, sedikit masukan aja nih. Trading atau jual beli itu risikonya gede lho, mumpung emiten blue chip lagi turun, pantau dulu saja deh. Barangkali harganya makin murah, lebih baik beli yang blue chip dan tahan dalam jangka waktu panjang daripada trading untuk jangka pendek. Setuju?

(Editor: Winda Destiana Putri).