Kenapa Aplikasi KTA Ditolak Lagi? Apa Sebenarnya Salah Saya?

pengajuan kta ditolak

Siapa sih yang mau ngerasain getirnya perasaan saat ditolak? Entah apa pun jenis penolakan itu.

ABG aja kalau cinta monyetnya ditolak langsung menggalaukan diri, banyak ngelamun, seperti hilang jiwanya. Apalagi orang yang butuh pinjaman tapi aplikasi KTA ditolak mentah-mentah oleh bank.

Berulang-ulang lagi. Duh…

Biar saja ABG galau kalau ditolak. Buat kita, penolakan itu seharusnya bisa jadi pelajaran agar aplikasi berikutnya disetujui.

Apalagi kalau kita niatnya cari KTA buat mengembangkan bisnis. Sebagai pebisnis, mental harus kuat, Bung!

Biasanya, aplikasi KTA ditolak karena pemohonnya gagal memenuhi persyaratan. Meski pengajuan KTA relatif lebih simpel ketimbang pinjaman dengan agunan, bukan berarti kita bisa asal masukin aplikasi.

Berikut ini beberapa tahapan yang umumnya menjadi tempat kepelesetnya kita sehingga aplikasi KTA ditolak. Coba lihat kira-kira kita kejeblos di tahap yang mana.

1. BI Checking

Bank Indonesia (BI) punya daftar nasabah yang pernah bermasalah dalam melunasi pinjaman ke bank atau lembaga finansial seperti leasing. Ada skor 1-5 yang menentukan posisi nasabah itu.

Kalau skor 1, berarti riwayat kreditnya bagus. Kalau 5, berarti dia masih terbelit utang. Kalau masuk blacklist BI gara-gara masalah kredit macet, tutup rapat-rapat keinginan ngajuin KTA karena 100 persen bakal ditolak.

Tapi ada juga yang skornya 2 tetep ditolak. Skor 2 menandakan nasabah itu pernah nunggak beberapa hari tapi udah melunasinya.

Jadi tergantung kebijakan bank masing-masing soal minimum skor. Ada yang cuma ngelolosin yang skornya 1, ada juga yang skor 2, bahkan 3.

Kalau kita merasa pernah nunggak tapi udah berhasil melunasinya namun tetep dapat skor jeblok, kita bisa tanyakan ke bank terkait. Sebab mayoritas bank gak update skor nasabah ke BI secara individu, tapi kolektif.

Jadi update data kita nunggu update nasabah lain. Setelah ada update, barulah peringkat skor kita naik.

2. Wawancara

Ini penting! Kalau udah masukin aplikasi, jangan pernah lepaskan handphone kamu dari pengamatanmu!

Sebab bank bakal wawancara verifikasi data lewat telepon. Ada yang hanya sekali, tapi ada juga yang sampai tiga kali.

Jika bank yang kamu tuju kebetulan punya kebijakan telepon wawancara satu kali saja, jangan sampai lolos. Kalau dapat missed call dari bank itu, saatnya kiss bye ke aplikasi KTA kita.

3. Cek utang

Bank tahu riwayat utang kita dari yang udah lunas sampai yang masih tertunggak. Biasanya aplikasi KTA ditolak kalau utang kita melebihi 40 persen dari gaji. Tapi ada juga bank yang matok angka 50 persen dari gaji.

Contohnya gaji Rp 5 juta dan ada tagihan kartu kredit Rp 2 juta. Sedangkan KTA yang diajukan mensyaratkan cicilan Rp 1 juta per bulan.

Kalau KTA disetujui, utangnya berarti Rp 3 juta per bulan (Rp 2 juta+Rp 1 juta). Artinya, utangnya lebih dari 50 persen dari gaji!

Kalau kondisinya kayak gitu, artinya KTA udah pasti ditolak. Pastikan utang kita gak melebihi batas yang ditetapkan bank.

4. Cek silang data

Setelah kita mengisi formulir data aplikasi KTA, bukan berarti bank manggut-manggut saja melihat isian itu. Analis bank bakal cross check data itu ke pihak ketiga.

Misalnya di formulir klaim gaji Rp 10 juta, tapi pas analis bank telepon ke HRD gaji kita hanya Rp 8 juta. Sementara itu, di surat keterangan penghasilan gaji malah tertulis Rp 7 juta.

Info simpang-siur kayak gini bakal bikin analis bank mengernyitkan dahi, lalu baaam!!! Aplikasi KTA ditolak. Jadi jangan coba-coba bohong deh kalau urusan sama bank.

Selain masalah bohong, ketidaksesuaian keterangan di data nasabah juga jadi alasan KTA ditolak. Contohnya alamat kantor keliru. Lalu tanggal di surat keterangan penghasilan dan surat keterangan kerja beda.

Perbedaan tanggal di kop surat dengan tanggal tanda tangan juga berpengaruh. Misalnya kop bertanggal 2 Juni 2015, tapi tanda tangan 2 Juli 2015. Bank bisa menilai kita sedang memalsukan data!

5. Cek kemampuan bayar

Bank gak pernah mau berurusan dengan kredit macet. Karena itu, analisnya dibayar buat mastiin semua kredit yang disalurkan lunas. Makanya kemampuan finansial kita bakal ditelisik.

Kalau status kepegawaian masih kontrak atau outsource, peluang aplikasi KTA ditolak lebih besar. Soalnya posisi kita dianggap rawan lantaran bisa saja kontrak gak diperpanjang sehingga keran gaji mampet dan kredit macet.

Jika kita punya usaha, bakal dilongok-longok juga itu laporan keuangan. Kalau laporan rapi dan prospek usaha dianggap bagus, selamat! Aplikasi KTA berpeluang besar disetujui.

6. Rekomendasi pihak ketiga

Meski skor BI peringkat 1, wawancara lancar, dan data valid, gak lantas membuat aplikasi KTA kita diterima. Sebab bank masih punya cara lain buat mengecek kebenaran data kita.

Bank bisa saja telepon ke orang-orang di sekitar kita, misalnya atasan atau HRD di kantor, buat nanyain riwayat utang. Kalau kita rajin melunasi tagihan kartu kredit, tapi ternyata uangnya dari kas bon kantor, bank bakal geleng-geleng.

Sebab itu sama aja dengan gali lubang tutup lubang. Lunas di sini, utang masih numpuk di tempat lain. Bahkan bank mungkin juga tanya ke tetangga rumah soal kita.

Kalau si tetangga bilang kita numpuk utang di warung serta tetangga lain dan bank percaya, itu juga bisa jadi alasan KTA ditolak! Gak main-main deh bank kalau soal kredit kayak gini.

Persetujuan KTA sepintas memang rumit, tapi kalau kita merasa sudah memenuhi semua syarat, genjot terus saja. Tapi tentu kita harus tahu dulu seluk-beluk KTA sebelum masukin aplikasi.

Hati-hati juga kalau ditawari KTA dengan fasilitas aneh bin ajaib, kayak jaminan pasti disetujui dan cicilan tanpa bunga. Sebab bisa saja itu penipuan. Apalagi kalau penawaran itu disampaikan lewat SMS atau e-mail begitu saja tanpa informasi soal bank.