Kredit Mobil Balloon Payment Emangnya Menguntungkan?

serah terima kredit mobil syariah

Tahu dong uang muka kredit kendaraan bermotor ditetapkan minimal 20% dari leasing dan 25% dari bank? Besaran ini dianggap memberatkan buat sebagian pihak. Agar pembayaran persekot ini lebih terasa ringan, leasing/bank menawarkan program cicilan yang dinamai balloon payment. Program ini dianggap bisa memudahkan konsumen dalam melunasi kredit kendaraan bermotornya.

 

Baru dengar istilah kredit balloon payment? Kasihan deh.. :p

 

Gini, jenis kredit balloon payment sebenarnya enggak beda jauh dengan cicilan biasa. Perbedaan utamanya ada pada jumlah cicilan yang kecil di termin awal tapi besar di akhir periode cicilan.

 

Rumus cicilan biasa adalah DP+Cicilan. Sedangkan balloon payment menggunakan rumus DP+Cicilan+Pelunasan.

 

Contoh Kredit Balloon Payment

 

 

Biar gampang, lihat saja contoh skema cicilan balloon payment seperti yang diungkapkan Presiden Direktur BCA Finance di media Republika. Kalau pakai BCA Finance uang muka sebesar 30%, mungkin jumlah DP ini berbeda di bank/leasing lain.

 

Lewat BCA Finance, setelah bayar DP 30%, konsumen mengangsur 20% dari harga mobil hingga tahun ketiga. Kemudian tinggal melunasi yang 50%.

 

Misalnya Bapak Adi membeli mobil Toyota Avanza seharga Rp 150.000.000. Rincian cicilan balloon payment:

 

Total uang muka= (30% x harga mobil) + biaya administrasi
= (30% x 150.000.000) + Rp. 2.000.000

= 45.000.000 + 2.000.000
= Rp 47.000.000

 

Utang pokok = Rp 105.000.000 (Harga Mobil – 30%)

 

Bunga = (Utang pokok x suku bunga) : tenor

= (Rp 105.000.000 x 5%) : 36 bulan
= Rp 145.833

 

Cicilan  3 tahun = (20% x Rp 150.000.000) : 36 + bunga

= Rp 833.000 + Rp 145.833
= Rp 978.833 per bulan

 

Cicilan pelunasan= 50% x Rp 150.000.00
= Rp 75.000.000 (saat cicilan 3 tahun pertama selesai)

 

 

 

Jadi, tahu lah kira-kira gambaran balloon payment sekarang ya? Kelihatannya memang menguntungkan konsumen ya? Soalnya sesuai dengan namanya, cicilan balloon payment kecil di awal dan menggelembung di akhir periode pembayaran.

 

Tapiiii…, ada tapinya nih. Skema balloon payment ada kelemahannya. Sebelum melihat kelemahannya, kita simak dulu kelebihannya ya.

 

Kelebihan Balloon Payment

Seperti sudah disinggung sebelumnya, skema balloon payment cocok buat konsumen yang menginginkan pembayaran cicilan dalam jumlah kecil dan tetap di awal. Selain itu, jika menjual kembali mobil itu dengan cara oper kredit, konsumen tak akan banyak menanggung kerugian.

 

Misalnya Pak Adi tadi menjual mobilnya dengan cara oper kredit setelah membayar cicilan 20 kali plus total uang muka. Artinya Pak Adi sudah mengeluarkan uang: Rp 47 juta + (Rp 978.833 x 20) = Rp 66.576.660.

 

Mungkin Pak Adi bisa menawarkan oper kredit mobil itu dengan harga minimal Rp 50 juta. Dengan demikian, kerugiannya tak terlalu banyak. Toh, dia sudah memakai mobil itu hampir dua tahun.

 

Kelemahan Balloon Payment

balon

 

 

Tapi skema ini juga punya kelemahan yang cukup terlihat. Cicilan yang amat besar di akhir periode pelunasan tentunya memberatkan bagi konsumen.

 

Konsumen wajib merencanakan keuangannya secara tepat agar tersedia uang sejumlah yang ditentukan untuk melunasi cicilan tersebut.  Masalahnya, kadang musibah datang tanpa diundang.

 

Misalnya Pak Adi tiba-tiba mengalami kecelakaan parah sehingga tak bisa lagi bekerja. Jika sudah terdaftar di perusahaan asuransi, beban kerugian akibat kecelakaan bisa ditekan.

 

Tapi kalau tak memiliki asuransi, bisa gawat karena tak ada pemasukan. [Baca: Melihat Pentingnya Asuransi bagi Masa Depan Keuangan Anda]

Kelemahan lain skema ini berhubungan dengan sifat alami kendaraan. Seperti diketahui, kendaraan mengalami depresiasi atau penurunan nilai harga setiap tahun.

 

Jadi kalau membeli kendaraan dengan mekanisme balloon payment konsumen seperti “dipaksa” melunasi cicilan dengan jumlah besar saat harga mobil itu melorot. Bahkan besar cicilan terakhir konsumen mungkin hanya selisih sedikit dengan harga second kendaraan yang dikredit.

 

Kita ambil contoh, harga mobil bekas berusia 4- 5 tahun biasanya lebih murah 20-30 persen daripada harga pembeliannya. Harga ini ditentukan juga oleh kondisi mobil tersebut, apakah ada fungsi yang tidak berjalan atau ada cacat.

 

Dalam kasus Pak Adi, harga mobilnya bisa menjadi Rp 150.000.000 – (30% x Rp 150.000.000) = Rp 105.000.000 pada tahun keempat. Padahal cicilan terakhirnya Rp 75.000.000.

 

harga mobil

 

 

Seperti layanan keuangan lain, kredit mobil balloon payment memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kita sebagai konsumen yang bisa menilai apakah layanan tersebut pas dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan kita.

 

Jika memang kurang pas, lebih baik jangan dipaksakan. Daripada nantinya malah menanggung kerugian yang membebani keuangan.

 

 

 

Image credit:

  • http://s13.postimg.org/k3707homf/BCA_Finance_Fix_n_Cap.jpg
  • https://rizkitoyota.files.wordpress.com/2014/03/allnewavanzacolor.jpg
  • https://solentacoustics.files.wordpress.com/2014/01/balloon-pop1.png?w=748&h=386&crop=1
  • http://www.arboe.at/uploads/pics/bigstock-car-and-calculator-rising-cos-59208170.jpg