6 Maskapai Penerbangan Kebanggaan Indonesia Gulung Tikar, Begini Ceritanya

Maskapai penerbangan

Maskapai penerbangan asal Islandia, Wow Airlines mengalami kebangkrutan. Padahal, pesawat ini sering memberikan harga tiket murah untuk penerbangan dari Eropa sampai Amerika.

Maskapai penerbangan satu ini mengalami kebangkrutan karena semakin meningkatnya biaya operasional, sedangkan pemasukan mereka berkurang.

Maskapai ini didirikan pada tahun 2011 silam. Menyangsang pasar penerbangan murah, Wow memiliki beberapa destinasi andalan seperti Washington D.C, Paris, London, hingga Tel Aviv.

Pihak manajemen mengumumkan bangkrut pada 28 Maret lalu. Kabar tersebut pun disebar melalui surat resmi ke seluruh karyawannya yang berjumlah sekitar 1.000 orang. Alhasil, mereka semua mau gak mau akan dipecat.

Meski pengumuman bangkrut telah dikeluarkan, website Wow Air masih menjual tiket penerbangan mereka. Ini tentu menimbulkan polemik bagi para calon penumpang.

Dampaknya, seperti dikutip dari Inews, penerbangan 4.000 penumpang yang sudah terlanjur memesan tiket terpaksa dibatalkan.

Kebangkitan dan kemunduran industri maskapai penerbangan memang biasa terjadi. Mahalnya biaya produksi, persaingan harga, hingga sepinya peminat, dan carut-marut manajemen bisa saja menjadi salah satu penyebabnya.

Kebangkrutan, hingga tutup operasional gak cuma terjadi kepada maskapai luar, beberapa maskapai yang pernah menghiasi langit Indonesia juga ada.

Berikut, beberapa maskapai Indonesia yang bisnisnya mulus dan mengalami kebangkrutan:

1. Maskapai penerbangan Mandala Airlines

Maskapai penerbangan
Maskapai penerbangan Mandala Airlines (Shutterstock)

Dikutip dari Kompas, Mandala Air berdiri sejak tahun 1969. Kemudian berganti nama menjadi Tigerair Mandala.

Pada tahun 2011, maskapai ini megumumkan tengah terlilit utang dan pendapatan yang gak mampu menutupi biaya operasional. Akhirnya pada Januari 2011 mereka menghentikan seluruh operasionalnya.

Beruntung banyak investor masuk dan menyuntikkan dana untuk mereka. Struktur kepemilikan sahamnya pun berubah.

Salah satu penyuntik terbesar saat itu adalah perusahaan milik Sandiaga Uno, PT Saratoga dan juga perusahaan maskapai asal Singapura Tiger Airways.

Peta kepemilikannya pun berubah dengan Saratoga sebagai pemilik saham mayoritas sebesar 51 persen dan Tiger Airways sebesar 33 persen. Akhirnya mereka bisa beroperasi kembali di bulan Juni 2011.

Tapi, kebangkitan itu hanya bertahan hingga 2014 saja. Pihak manajemen kali ini memutuskan untuk benar-benar menghentikan seluruh operasi dan menutup seluruh rute penerbangan.

Karena harus menanggung beban operasional yang gak sebanding dengan pendapatan.

Baca juga: Kunci Sukses Finansial: Hindari 5 Penyebab Kebangkrutan Ini

2. Sempati Air

Maskapai penerbangan
Maskapai penerbangan Sempati Air (Airlines.net)

Kalian mungkin masih asing dengan maskapai penerbangan yang satu ini. Maskapai ini didirikan pada tahun 1968 dengan nama Sempati Air Transport.

Pengelolanya di bawah yayasan milik Angkatan Darat. Tujuan awalnya adalah sebagai pesawat pengangkut barang dan carter perusahaan-perusahaan.

Kepemilikiannya sempat dipegang oleh Keluarga Cendana. Putra bungsu Presiden ke-2 RI, Tommy Soeharto yang dipercaya untuk memegang kendali manajemen. Dia pun membuat terobosan dengan mengubah nama jadi Sempati Air.

Popularitas Sempati ikut redup seiringan dengan turunnya Soeharto dari kursi penguasa. Pada tahun 1998, Sempati resmi tutup operasional karena kondisi krisis ekonomi di Indonesia, utang yang menumpuk, dan manajemen yang buruk.

Baca juga: 5 Fasilitas Mewah yang Diperoleh Penumpang Kelas Satu Garuda

3. Merpati Airlines

Maskapai penerbangan
Maskapai penerbangan Merpati Airlines (Shutterstock)

Merpati Air salah satu maskapai penerbangan berplat merah yang didirikan pada tahun 1962. Dikutip dari CNN, maskapai ini pertama melayani Indonesia bagian timur, bahkan mencapai ke Timor Leste.

Mereka memang lebih berfokus pada pelayanan penerbangan di daerah-daerah terpencil, seperti pedalaman Papua, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Karena saat itu, untuk penerbangan kota-kota besar sudah ada Garuda Indonesia.

Pada 1 Februari 2014, Merpati memutuskan untuk menghentikan operasinya. Ini disebabkan beban utang yang gak kunjung lunas mencapai Rp 10 triliunan. Gak hanya itu, pesangon karyawan juga belum dibayarkan sebesar Rp 365 miliar.

4. Adam Air

Maskapai penerbangan
Maskapai penerbangan Adam Air (bandarasoekarnohatta.com)

Adam Air mulai mengudara pada tahun 2003. Saat itu mereka menjadi salah satu maskapai penerbangan berbiaya murah terbaik. Didirikan oleh politisi Agung Laksono, maskapai ini telah menerima beragam penghargaan.

Salah satunya, seperti dikutip dari Liputan6, menjadi Low Cost Airline terbaik pada tahun 2006 menurut Asia Pacific dan Middle East Aviation Outlook Summit. Rute internasional pun telah dijajal seperti Singapura, Thailand, Malaysia, hingga Australia.

Tapi nahas, penghargaan tersebut selintas sirna menyusul insiden kecelakaan jatuhnya Adam Air Kl 574 di perairan Majene.

Meski koordinatnya telah ditemukan, bangkai pesawat tersebut hilang tak ditemukan. Seluruh penumpang yang berjumlah 102 orang pun dipastikan meninggal dunia.

Pada tahun 2008, izin terbang Adam Air dicabut dan mereka resmi menghentikan seluruh operasi.

5. Batavia Air

Maskapai penerbangan
Maskapai penerbangan Batavia Air (Shutterstock)

Batavia Air berdiri pada tahun 2001. Batavia air menjadi salah satu maskapai yang gak pernah mengalami kecelakaan sama sekali. Rute utamanya saat itu adalah Jakarta Pontianak, dengan menggunakan pesawat Fokker, dan dua unit Boeing.

Pesawat ini bukan dirancang untuk penerbangan berbiaya murah. Sejak awal, mereka menargetkan pasar dengan kelas menengah ke atas. Layanannya bisa dibilang standar saja, namun harga tiket mereka juga tidak murah.

Batavia akhirnya sukses menembus rute penerbangan internsional. Kesuksesannya pun terus bangkit hingga akhirnya mampu membuka rute ke Guangzhou, Malaysia, Australia, Arab Saudi, Singapura, dan Timor Leste.

Sayangnya, maskapai ini dinyatakan bangkrut pada tahun 2013 karena terlilit utang akibat beban operasional yang membludak.

6. Bouraq

Pada tahun 1960-an, Indonesia kekurangan penerbangan untuk daerah-daerah terpencil di Kalimantan.

Hal ini menimbulkan keprihatinan bagi seorang pengusaha kayu bernama Jerri A Sumendap. Dia pun pada tahun 1970 akhirnya mendirikan maskapai penerbangan Bouraq.

Dikutip dari Liputan6, Bouraq terus mengepakkan sayap, hingga akhirnya mendirikan anak perusahaan Bali Air pada tahun 1972. Tapi justru bisnis kayu Jerri malah bangkrut karena kurang terurus.

Mereka menjadi salah satu maskapai yang saat itu mempekerjakan pilot perempuan. Sekaligus sebagai maskapai paling tepat waktu. Karena bisnis ini terus melesat sukses hingga pada tahun 1995 sang pendiri wafat.

Tongkat kepemimpinan dipegang oleh anaknya Danny Sumendap yang memutuskan untuk melakukan perombakan besar-besaran terhadap manajemen. Sayangnya, upaya tersebut justru membawa perusahaan semakin mundur dan bangkrut di tahun 2005.

Itulah enam maskapai penerbangan yang pernah terbang menghiasi langit Indonesia tapi kemudian bangkrut. Industri penerbangan memang sangat menjanjikan bagi pendapatan pemiliknya, tapi biaya yang harus dikeluarkan untuk operasional juga gak murah.

Inilah rata-rata kenapa mereka bangkrut, karena mahalnya biaya operasional, sedangkan pendapatannya tidak seberapa. Jika mencoba menaikkan harga, takut ditinggal pelanggan.

Kecerdasan dalam bidang pengelolaan menjadi modal utama yang harus dimiliki para pemimpin di industri ini. (Editor: Chaerunnisa)