4 Saham Perusahaan Milik Para Wong Solo yang Sukses Melantai di Bursa Saham

Perusahaan Orang Jawa dari Solo Ini Sukses Melantai di Bursa Saham (Shutterstock).

Selain orang Batak, orang Jawa Tengah khususnya dari kampung Presiden Jokowi yaitu Surakarta juga banyak yang sukses dalam membangun bisnis. Beberapa perusahaan yang didirikan para Wong Solo ini pun melantai di bursa saham.

Salah satu perusahaan ini pun masuk ke dalam indeks LQ 45 lho, itu artinya saham tersebut likuid alias kerap diperjual-belikan di bursa.

Dan yang paling penting lagi, harga saham-saham mereka murah semua. Alias gak ada yang di atas Rp 400 perak.

Itu artinya ketika kamu memutuskan untuk membeli 1 lot (100 lembar) saham mereka, kamu gak bakal keluar duit lebih dari Rp 40 ribu!

Penasaran dengan saham perusahaan yang didirikan orang Jawa Tengah ini? Yuk simak ulasannya.

1. PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA)

Orang Jawa
PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA) (Wikimedia).

Sebelumnya maaf, saham perusahaan yang satu ini masih kena suspensi oleh Bursa Efek Indonesia. So, belum bisa dibeli ya.

Perusahaan ini sejatinya adalah pemegang merek snack TARO yang dia beli dari Unilever, dan dipimpin oleh Joko Mogoginta. Pada awalnya, mereka menjual bihun jagung di Sukoharjo dengan merek Bihun Cap Cangak Ular.

Singkat cerita perusahaan ini pun jadi makin besar. Suspensi yang diberikan BEI terhadap AISA disebabkan karena kegagalan AISA membayar utang. Mereka pun menjaminkan aset kedua anak usahanya. Namun kini AISA tengah melakukan pembenahan.

Harga: Rp 162

Komposisi Kepemilikan saham:

– PT. Tiga Pilar Corpora : 26,10 persen

– JP Morgan Chase Bank Non Treaty Clients : 9,33 persen

– Publik : 33,89 persen

2. PT Indo Acidatama Tbk, (SRSN)

Orang Jawa
PT Indo Acidatama Tbk, (SRSN) (Emitennews).

Perusahaan ini juga dipimpin oleh orang Jawa Tengah dari Kota Solo, yaitu Budhi Moeljono sejak tahun 2005 hingga sekarang. Pria ini sempat terlibat dalam bisnis kecap dengan keluarganya tahun 1964, dan namanya pun cukup dikenal di kalangan pengusaha setempat.

Beberapa anggota keluarga Budhi Moeljono juga terlibat dalam kelangsungan perusahaan SRSN.

SRSN didirikan di tahun 1983 dengan nama PT Indo Alkohol Utama, yang bergerak di bidang agro kimia. Mereka memproduksi etanol, acetic acid, dan etil. Di tahun 2005, mereka melakukan merger dengan PT. Sarasa Nugraha Tbk yang dulu memiliki bisnis tekstil.

Harga: Rp 74

Komposisi kepemilikan saham:

– Presiden komisaris : 22,75 persen

– PT Budhi Bersaudara Manunggal: 14,15 persen

– Budhi Hartono: 9,00 persen

– Budhi Santoso: 9,90 persen

– Budhi Moeljono: 8,85 persen

– Publik : 13,39 persen

3. PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL)

Orang jawa
PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL)

Ini dia yang masuk ke emiten LQ 45. Perusahaan ini adalah perusahaan tekstil terbesar yang juga merupakan produsen pakaian militer NATO, dan militer di 33 negara dunia lainnya.

Pendirinya adalah H.M. Lukminto, orang Jawa Timur yang justru mengawali karier bisnisnya di Pasar Klewer, Solo. Pria yang wafat di Singapura ini mendirikan pabrik tekstil di Sukoharjo dengan nama UD Sri Rejeki Isman pada tahun 1968.

Di tahun 2013, Sritex resmi melantai di bursa saham dan merubah namanya menjadi PT Sri Rejeki Isman Tbk dengan kode emiten (SRIL).

Harga: Rp 340

Komposisi kepemilikan saham:

– PT Huddleston Indonesia: 59,03 persen

– Publik : 39,89 persen

4.  PT Sriwahana Adityakarta, Tbk (SWAT)

Orang Jawa
PT Sriwahana Adityakarta, Tbk (SWAT)

SWAT adalah pabrik kertas yang juga didirikan oleh keluarga Lukminto dan Komisaris Utamanya adalah Lenny Imelda Lukminto. Produk utama mereka adalah paper box, paper cone, dan paper tube. Sementara itu lokasi pabriknya di jalan raya Solo-Jogja KM 16 Bendosari.

Jadi, jangan sampai ketuker ya. SWAT ini bukan SWAT polisi khusus di Amerika ya, melainkan SWAT pabrik kertas. Bicara soal pabrik nih, pabrik mereka luasnya sampai 42 ribu meter persegi lho.

Harga: Rp 120

Komposisi kepemilikan saham

PT Sumber Makmur Lumintu: 77 persen

Publik: 22 persen

Itulah empat perusahaan besar yang melantai di bursa saham, dan dirikan serta dipimpin oleh orang Jawa dari Kota Solo. Buat para wong Solo yang mau membantu kesuksesan perusahaan ini mendapat modal. Mungkin kamu bisa membelinya sesuai bujet. (Editor: Winda Destiana Putri).