Pengalaman Kredit Tanpa Agunan, dari Mengajukan Sampai Melunasinya

kertas lengkap dengan pena dan kalkulator

Hati Eka sudah plong. Akhirnya cicilan kredit tanpa agunan (KTA) dia lunas. Dia mengajukan permintaan dana pinjaman dari bank itu setahun yang lalu buat membantu adiknya masuk SMA.

Saat itu Eka bingung gara-gara adiknya mau masuk SMA tapi biayanya belum cukup. Sejak orang tua meninggal, Eka menjadi kepala keluarga.

Dia punya dua adik. Yang satu masih sekolah. Satunya lagi baru diterima kerja beberapa bulan lalu, sehingga belum bisa banyak membantu keuangan keluarga.

Setelah bertanya ke sana-sini ke teman yang puny pengalaman kredit tanpa agunan dan cari-cari info di Internet, dia akhirnya memutuskan meminjam uang dari bank.

Dia memilih layanan kredit tanpa agunan alias KTA sebesar Rp 5 juta dengan periode pinjaman 12 bulan.

Alasan dia memilih KTA adalah:

1. Memenuhi syarat umur minimum 21 tahun dan berstatus pegawai tetap.

2. Membutuhkan dana secepatnya.

3. Tak perlu memberikan jaminan, seperti kendaraan atau rumah.

4. Bank tempat dia menabung punya layanan itu, sehingga lebih simpel karena tak perlu menuju bank lain.

Mengurus KTA di Bank

Dia lalu membuka situs Internet bank itu untuk melihat syarat-syarat pengajukan KTA. Informasi di situs itu cukup lengkap.

Di situs itu tertulis dia harus menyiapkan dokumen berupa:

1. Fotokopi KTP.

2. Fotokopi halaman depan buku tabungan.

3. Slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir.

4. Rekening bank 3 bulan terakhir.

Berhubung bank yang dimaksud terletak di dalam kompleks ruko kantornya, dia memutuskan untuk mendatangi langsung bank tersebut. Toh, dia sudah membawa syarat2 dokumen sesuai dengan yang tertera di situs.

Selain itu, Eka sudah membuat simulasi sendiri mengenai berapa cicilan yang harus dibayarkan berdasarkan data-data yang tertera di situs.

Tahap demi tahap dia lalui, mulai dari bertemu dengan satpam bank. Setelah mengatakan bahwa dia mau mengajukan KTA, satpam bank langsung mengarahkan ke loket yang melayani jenis permohonan yang sesuai. Di sana, dimulailah proses pengajuan KTA Eka.

Tahap I: Konsultasi dan Isi Formulir

Di sini, Eka diminta mengisi formulir permohonan KTA dan menyerahkan semua dokumen persyaratan. Namun sebelum mengiyakan permintaan petugas bank itu, Eka kembali memastikan perihal bunga yang sudah dia lihat di situs, yakni:

  • bunga
  • bea admin
  • denda penalti
  • bea provisi
  • Eka sepakat mengajukan pinjaman Rp 5 juta dengan periode 12 bulan dan bunga 1,4% flat per bulan. Dia beruntung karena bank itu sedang ada promo bebas biaya provisi, yang biasanya ditetapkan 1-3,5%.

    Tahap II: Verifikasi

    Setelah semua proses di bank selesai, Eka pulang untuk menunggu kabar. Pihak bank harus melakukan verifikasi data terlebih dahulu.

    Eka pun memberi tahu pegawai HRD di kantornya bahwa pihak bank kemungkinan besar akan menghubunginya untuk verifikasi.

    Tahap III. Akhirnya kabar datang

    Eka terus mengaktifkan teleponnya sebagaimana diwanti-wanti oleh pihak bank. Dan akhirnya, tepat empat hari setelah pulang dari bank, Eka mendapat kabar gembira. Dia diminta datang ke bank buat teken perjanjian kredit tanpa agunan tersebut.

    Menyelesaikan Cicilan

    Dengan jumlah pinjaman Rp 5 juta dan bunga 1,4 % per bulan, artinya dia harus menyisihkan sekitar Rp 485 ribu untuk melunasi cicilan selama 12 bulan. Gajinya yang Rp 3 juta per bulan lalu dia sisih-sisihkan agar cicilan bisa lunas tepat waktu.

    Duit rokok yang biasanya Rp 50 ribu per minggu dia tekan jadi Rp 20 ribu. Kebiasaan jajan juga dia kurangi biar ada alokasi duit cicilan.

    Pokoknya, dia gak mau kurang duit buat bayar cicilan atau telat bayar karena gak mau dibebani biaya tambahan, yaitu denda.

    Belum lagi adanya ranking Bank Indonesia untuk kredit macet. Telat berapa hari saja sudah bisa mempengaruhi ranking.

    Setiap bulan dia membayar lewat ATM bank tersebut, jadi gak kena biaya tambahan. Kalau lewat ATM bank lain atau ATM Bersama, ada biaya tambahan Rp 5 ribu. Dia juga kadang membayar langsung di kasir bank kalau pas sempat.

    Setelah 12 bulan rajin membayar tanpa telat, akhirnya pengorbanannya itu selesai. Adiknya bisa masuk SMA dan utang pun lunas.