Paling Top di Dunia, Ini 7 Fakta Philips Morris yang Jadi Induk HM Sampoerna

philip morris

Philips Morris International (PMI) dan Altria Group dikabarkan bakal bergabung alias merger. Informasi merger tersebut ditegaskan dua raksasa bisnis rokok internasional ini seperti yang diberitakan CNN pada Selasa (27/8).

Diskusi merger antara Philips Morris International dan Altria Group disebut-sebut masih bakal berlanjut. Menariknya nih, kalau dua perusahaan internasional ini bersatu, nilai perusahaan rokok terbesar tersebut bakal lebih dari US$ 200 miliar atau lebih dari Rp 2.845 triliun.

Nilai ribuan triliun tersebut jelas menjadi nilai yang fantastis. Bahkan, nilai perusahaan yang sebesar itu bisa mengukuhkan perusahaan rokok ini sebagai pemain global rokok nomor satu di dunia.

Di Indonesia, perusahaan Philips Morris International cukup familiar di telinga banyak orang, khususnya penikmat rokok. Perusahaan ini terkenal sebagai produsen rokok Marlboro. Hebatnya lagi Philip Morris tercatat sebagai pemegang saham mayoritas HM Sampoerna, Tbk.

Masih ada beberapa fakta menarik mengenai Philips Morris International. Apa aja? Berikut ini ulasannya.

Baca juga: Pendapatannya Mencapai Rp 418 Triliun, Ini 6 Perusahaan Rokok Terkaya

1. Berdiri tahun 1847, Philips Morris awalnya merupakan sebuah toko

philip morris
Berawal dari toko kecil menjadi perusahaan raksasa berskala internasional. (Shutterstock)

Philips Morris berawal dari sebuah toko yang dibuka di London, Inggris pada tahun 1847. Toko tersebut dikelola penjual tembakau asal Inggris bernama Philips Morris.

Usaha rokok tersebut kemudian diteruskan kedua anaknya hingga akhirnya diakuisisi pada 1919 sebagai perusahaan rokok di Amerika Serikat. Seiring perkembangannya, perusahaan ini menjelma menjadi salah satu raksasa global yang menjual produknya di 180 negara.

Baca juga: Yuk Dipilih, Ini 6 Saham Perusahaan Milik Crazy Rich Surabayan

2. Populer berkat merek dagang rokok Marlboro

philip morris
Marlboro, brand andalan Philip Morris. (Shutterstock)

Rokok Marlboro menjadi produk andalan dari Philips Morris. Berkat produk ini, PMI meraup banyak untung dan menjadi populer di mata banyak orang.

Merek dagang Marlboro sendiri mulai dikenal sejak 1920-an. Padahal, PMI telah mendaftarkan merek Marlboro sejak 1908. Kini merek dagang ini gak cuma tersemat di bungkus rokok, tapi melekat sebagai sponsor di ajang F1 ataupun MotoGP.

Baca juga: Putrinya Gelar Nikah Mewah, Ini 5 Fakta Soetjahjono Winarko dari Keluarga Sampoerna

3. Dulunya satu perusahaan dengan Altria Group

philip morris
Dulu pernah bergabung, lantas berpisah, kini digosipkan merger lagi. (Shutterstock)

Sebenarnya, hubungan antara Philips Morris International (PMI) dan Altria Group telah terjalin lama. Dulunya kedua perusahaan rokok internasional ini adalah satu perusahaan. Namun, pada 2008, keduanya berpisah dan berbagi tanggung jawab.

PMI bertanggung jawab atas kegiatan penjualan di luar Amerika Serikat. Sementara Altria Group memegang peran dalam penjualan di Amerika Serikat, salah satunya penjualan merek dagang Marlboro.

4. Memiliki empat anak perusahaan, termasuk HM Sampoerna

philip morris
Menguasai nyaris seluruh saham Sampoerna. (Shutterstock)

Sejauh ini terdapat empat anak perusahaan yang menjalankan bisnis tembakau di bawah kontrol Philips Morris International. Keempat anak perusahaan tersebut adalah HM Sampoerna di Indonesia, PMFTC di Filipina, Rothmans, Benson & Hedges di Kanada, dan Papastratos di Yunani.

PMI masuk ke bisnis rokok di Indonesia pada tahun 2005 dengan membeli saham HM Sampoerna. PMI dilaporkan menguasai 107.594.221.125 lembar atau sekitar 92,5 persen. Itu berarti PMI menjadi pemegang saham mayoritas dari HM Sampoerna.

5. Selain Marlboro, Philips Morris juga menjual banyak merek dagang rokok lainnya

philip morris
Menaungi beragam merek di berbagai negara. (Shutterstock)

Dengan memiliki empat anak perusahaan, PMI menjual banyak merek dagang rokok selain Marlboro. Perusahaan rokok global ini diketahui memperoleh penghasilannya dari penjualan Bond Street, Chesterfield, L&M,Lark, dan Philip Morris.

Di Indonesia PMI meraih pemasukan dari penjualan Dji Sam Soe, Sampoerna A, dan Sampoerna U. Di Filipina, ada Fortune dan Jackpot. Di Kanada, ada Belmont dan Canadian Classics. Sementara itu, di Meksiko ada Delicados.

6. Go public tahun 2008, Philips Morris memiliki kapitalisasi pasar US$ 113,14 miliar

PMI diketahui mulai melakukan penawaran saham perdana ke publik pada tahun 2008. Perusahaan rokok ini mencatatkan namanya di bursa New York Stock Exchange dengan kode PM pada 28 Maret 2008.

Sejak resmi melantai di bursa, pergerakan harga saham PM cenderung naik. Hingga membuat nilai perusahaan atau kapitalisasi pasarnya ikut terdongkrak. Saat ini kapitalisasi pasar PMI mencapai US$ 113,14 miliar atau sekitar Rp 1.608 triliun.

7. Philips Morris mencatatkan pendapatan US$ 29,62 miliar dan keuntungan US$ 7,91 miliar

philip morris
Laporan keuangan Philips Morris. (Annual Reports)

Lalu, gimana dengan pendapatan yang diraih PMI? Berapa keuntungan yang berhasil dibukukan dalam setahun?

Dari data yang diperoleh Fortune, Philips Morris International diketahui mencatatkan pendapatan pada tahun 2018 mencapai US$ 29,62 miliar atau sekitar Rp 421 triliun. Sementara itu, keuntungan atau profit yang dibukukan mencapai US$ 7,91 miliar atau sekitar Rp 112 triliun.

Nah, itu tadi informasi-informasi seputar fakta Philips Morris International yang dikabarkan bakal merger dengan Altria Group. Semoga bermanfaat! (Editor: Ruben Setiawan)