Sempat Ditolak Timnas, Begini Karier Cucu Habibie yang Jadi Pemain Bola

Sempat-Ditolak-Timnas-Begini-Karier-Cucu-Habibie-yang-Jadi-Pemain-Bola

Sebagian besar anggota keluarga almarhum BJ Habibie emang memilih buat berkarier di dunia science. Namun gak dengan cucu BJ Habibie, Rafid Habibie yang memutuskan buat menjadi pesepak bola profesional.

Pemuda yang satu ini tengah mengikuti trial di Borneo FC. Namun berhubung sang kakek yang gak lain Mantan Presiden RI ke-3 BJ Habibie menghembuskan napas di usia 83 tahun. Kabar duka menyelimuti keluarga Rafid, ia pun diizinkan buat pulang buat menemui sang kakek yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. 

Asal kamu tahu, Rafid adalah anak dari keponakan BJ Habibie, Rully Habibie. Bisa dibilang Rafid juga cukup akrab dengan sang kakek. Ia bahkan sempat mendapatkan wejangan bahwa pesepak bola itu sama saja dengan insinyur. Habibie menilai kalau pesepak bola itu sama-sama memiliki kewajiban membuat keputusan dengan cepat dan tepat. 

Perjalanan karier Rafid Habibie juga penuh dengan rintangan lho, ia pun pernah mengalami kegagalan buat mencapai di titik seperti sekarang ini. Ingin tahu sekilas fakta karier Rafid? Yuk simak ulasannya.

1. Dia adalah seorang gelandang 

Rafid Habibie
Cucu BJ Habibie ini merupakan seorang gelandang di rumput hijau lho, (Instagram).

Sebagai seorang pesepak bola, posisi Rafid Habibie adalah gelandang alias pemain tengah antara bek dan penyerang. Tugas gelandang tentunya lumayan berat lho. 

Mereka harus mendapatkan dan menjaga penguasaan bola, serta memberikan bola kepada para penyerang, serta membantu pertahanan. Buat yang awam di dunia sepak bola, mungkin kamu pernah dengan nama Zinedine Zidane. Nah, Zidane merupakan salah satu gelandang terbaik yang memperkuat timnas Prancis.

2. Pendidikan sepak bolanya gak di Indonesia 

Rafid Habibie
Luar negeri jadi pilihan Rafid buat menimba ilmu sepak bola, (Instagram).

Rafid sama sekali gak menghapuskan tradisi keluarga Habibie yaitu mengutamakan pendidikan. Di dunia sepak bola, Rafid pun gak tanggung-tanggung buat menimba ilmu lho. Dirinya bergabung dalam program Italian Soccer Management (ISM) yang diprakarsai oleh salah satu sekolah sepakbola di Negeri Pizza.

Pada tahun 2018, Rafid juga sempat menjalani pelatihan di salah satu tim muda Seri C yaitu Santarcangelo Calcio U-19. Kala itu Rafid berhasil mengantarkan timnya menjadi runner up di Trofeo Adriatico 2018.

Selain di Italia, dia juga pernah berlatih di beberapa akademi klub tersohor Eropa. Nama seperti Akademi Feyenord, Belanda pernah ia cicipi lho. Akademi klub ini pernah mencetak pemain kelas dunia seperti Robin van Persie.

3. Gagal masuk ke Timnas

Rafid Habibie
Rafid sempat ditolak dan gagal masuk Timnas, (Instagram).

Walaupun dirinya merupakan cucu dari mantan RI 1 dan penyelamat perekonomian Indonesia, bukan berarti Rafid Habibie pasti diberikan jalan yang mulus buat mendapatkan kariernya sebagai atlet.

Ia pun pernah gagal ketika menjalani seleksi Timnas U-18 di tahun 2017 pada saat itu masih ditangani Indra Sjafri. Dari 12 pemain yang mengikuti seleksi, nama Rafid pernah berlatih di Bali United terpaksa dicoret lantaran dirinya kalah saing.

4. Gagal masuk Persib

Rafid Habibie
Karier bola Rafid emang terbilang penuh dengan lika-liku, (Instagram).

Sempat tersiar kabar pula bahwa cucu Habibie ini sempat dilirik oleh Persib Blitar yang berlaga di Liga 2 2019. Akan tetapi Persib B justru menawarkan Rafid buat berlaga di tim U-20 dulu, demi meningkatkan jam terbang dan ia pun memutuskan buat menolaknya.

Pelatih Persib B menilai bahwa cucu dari BJ Habibie ini memang cukup baik dalam urusan teknik. Namun buat stamina dan taktik dirinya masih perlu buat digenjot nih! 

Itulah sekilas fakta mengenai karier cucu Habibie yang memutuskan menjadi seorang atlet. Gimana, cukup keras juga ya perjuangannya cucu dari Mantan Presiden RI ke-3 ini. 

Walaupun merupakan cucu mantan pejabat, Rafid juga harus mengalami kenyataan yang kurang menyenangkan dalam kariernya lho. Tapi, itulah proses belajar yang sebenarnya. Sampai sekarang, Rafid Habibie juga gak pernah menyerah buat berkarier di dunia olahraga. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)