Perbedaan Reseller dan Dropship, Mana Lebih Untung?

perbedaan reseller dan dropshipper

Pilih jadi reseller atau dropshipper? Apa perbedaan reseller dan dropship?

Banyak orang bingung ketika dihadapkan pada dua pilihan tersebut. Kedua pekerjaan itu memang cocok dijalankan sebagai pekerjaan sampingan. Namun, ada beda di antara keduanya.

Seperti yang kamu tahu, reseller dan dropship sama-sama pekerjaan yang ada hubungannya sama urusan dagang. Mirip-mirip pedagang, tapi dua pekerjaan ini punya cara berbeda menjual barang ke konsumen.

Reseller adalah ketika seseorang membeli produk dengan harga tertentu dan menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi sehingga ia akan mendapatkan untuk dari selisih harga tersebut.

Sementara dropshipper adalah pihak ketiga yang bekerjasama dengan pemilik toko untuk memasarkan produk saja. Ketika ada pesanan datang maka pemilik toko lah yang akan melakukan penyediaan dan pengiriman barang sehingga dropshipper mendapatkan keuntungan atas jasa penjualan yang dilakukannya. 

Keduanya sama-sama jenis pekerjaan lepas yang bisa dilakukan di luar pekerjaan utama. Kamu juga bisa menjadikan dua kegiatan tersebut sebagai nafkah utama, dengan catatan pemasukan yang didapat bisa sudah bisa menghidupimu dan keluarga.

Jangan lupa lengkapi diri dan keluarga dengan perlindungan asuransi kesehatan, agar modal maupun keuntungan dari jadi reseller maupun dropshipper tidak terpakai untuk biaya berobat maupun rawat inap.

Pengertian asuransi kesehatan sendiri merupakan jaminan berupa pertanggungan biaya pengobatan, mulai dari rawat inap, rawat jalan, melahirkan, dan lain sebagainya.

Kalau kamu berniat melakukan salah satunya, tapi bingung yang mana, kamu perlu mengetahui perbedaan keduanya dalam ulasan berikut.

Seperti apa? Yuk, simak di sini.

1. Perbedaan reseller dan dropship pada cara kerjanya

Perbedaan reseller dan dropship bisa dilihat dari cara kerja mereka. Reseller itu bisa dibilang mirip-mirip dengan pedagang. Mereka harus lebih dulu membeli barang sebelum menjualnya ke konsumen.

Reseller memperoleh barang dari supplier atau distributor. Setelah mendapatkan barang dengan jumlah tertentu, baru reseller menjualnya.

Beda lagi dengan dropshipper. Cara kerja dropship adalah menawarkan barang ke konsumen lebih dulu terus kalau dapat order, nantinya diteruskan ke supplier atau distributor. Nantinya supplier atau distributor yang terima order mengirimkan barang ke konsumen.

2. Perbedaan reseller dan dropship pada modalnya

Kalau ditanya mana yang mengeluarkan modal minim, jawabannya adalah dropship. Mengapa?

Pasalnya, dropship gak harus membeli barang supaya bisa menjual. Cukup modal pulsa, paket data dan informasi, pekerjaan ini sudah bisa dilakukan.

Sementara itu, jadi reseller harus mengeluarkan modal karena harus membeli barang terlebih dahulu. Besarnya modal usaha menentukan jumlah barang yang kamu dapat.

Selain itu, modal seperti pulsa, paket data, dan ongkos transportasi juga dihitung. Biaya-biaya itu termasuk dalam biaya operasional kantor.

3. Berbicara profit, lebih untung mana ya?

Ditanya soal ini, jelas lebih untung reseller. Mengapa? Sebab, bisa mendapat barang dengan harga termurah dan mengatur harga jual sekehendaknya. Di situ, dia dapat untung yang bisa aja besar.

Lain cerita kalau kamu menjadi dropshipper. Sulit bagi dropship mendapat untung sebesar reseller. Pasalnya, order yang diberikan dropshipper masih kalah banyak dengan pembelian reseller.

Karena itu, reseller bisa mendapat harga barang dari supplier lebih murah ketimbang dropshipper. Di sinilah mereka bisa menentukan berapa keuntungan yang pengin didapatnya.

4. Risiko yang ditanggung

Bekerja sebagai reseller atau dropship bukan berarti tanpa risiko. Ada sejumlah konsekuensi yang bakal dialami menjalani kedua pekerjaan sampingan tersebut.

Meski terlihat gampang, menjadi dropship nyatanya ada kekurangannya juga. Sekadar diketahui, namanya barang gak selamanya selalu tersedia di supplier.

Di sinilah pesanan yang datang mau gak mau harus kamu tolak karena gak ada ketersediaan barang. Kalau sudah begini, kamu bisa gak dapat pemasukan.

Ujung-ujungnya, seandainya barang kosong lama, kamu harus berhenti sementara berdagang hingga stok barang terisi kembali.

Untuk risiko dari reseller, pastinya sudah bisa kamu bayangkan. Misalnya, banyak barang yang gak laku terjual, sudah pasti mereka mengalami kerugian. Mau gak mau nih barang yang tersisa dijual rugi daripada gak laku sama sekali.

5. Pelayanan ke konsumen

Perbedaan reseller dan dropship juga terlihat dalam cara memberikan pelayanan ke konsumen. Kalau reseller, begitu terima order bakal lakukan pengemasan dan mengirim barangnya sendiri. Jadi, biaya pengemasan dan pengiriman menjadi tanggungannya.

Sementara itu, kalau jadi dropshipper, kamu cuma menyampaikan pesanan kepada supplier. Urusan pengemasan dan pengiriman menjadi tanggungan supplier. Dengan begitu, kamu gak usah memikirkan biaya pengemasan dan pengiriman.

Cara menjadi dropshipper

Bagi kamu yang tertarik menjadi drpshipper, berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan.

  1. Tentukan produk dan supplier produk tersebut. Produk yang dipilih sebaiknya produk yang permintaannya tinggi di pasar, tidak rentan mengalami kerusakan, dan ongkos pengirimannya rendah.
  2. Pasang harga jual tidak terlalu rendah, tapi masih bisa bersaing dengan harga pasar. Hal ini bertujuan agar pembeli tidak ragu dengan barang yang dijual.
  3. Ciptakan identitas dropshipper (brand) yang dapat dipercaya dan mudah sekali diingat pembeli.
  4. Buat toko online di e-commerce yang ada di Indonesia, seperti Tokopedia, Shopee, Blibli, JD, hingga Bukalapak. Buat juga akun social media semisal Facebook atau Instagram. Sebab kedua akun tersebut memiliki fitur yang mempermudah penjualan.

Tips memulai usaha sebagai reseller atau dropship

Baik reseller maupun dropship, keduanya sama-sama bisa jadi pilihan untuk kamu yang ingin punya usaha sampingan. Namun sebelum memulai, simak dulu tips memulai usaha sebagai reseller atau dropship.

1. Jual produk yang kamu suka

Mau jadi reseller atau dropship, yang penting kamu harus menguasai pengetahuan tentang produk yang kamu jual. Tips pertama untuk memulai usaha sebagai reseller atau dropship adalah pilih produk yang memang kamu suka dan kuasai untuk dipasarkan.

Jika kamu saja sudah menyukai produknya, tentu akan mudah untuk meyakinkan orang-orang ikut membeli produk yang kamu jual tersebut.

2. Pilih supplier terpercaya

Penting sekali untuk memilih supplier yang terpercaya. Cek dengan teliti apakah supplier responsif, cepat tanggap, jujur, dan memiliki review baik. Sebab saat memilih untuk jadi reseller atau dropship, kamu akan sangat bergantung dengan supplier.

Apalagi sebagai dropship kamu hanya akan memasarkan produknya saja, sementara pengiriman dan supply barang akan sepenuhnya dilakukan supplier. Jadi jangan sampai salah memilih supplier ya!

3. Bangun hubungan yang baik dengan supplier

Setiap supplier biasanya akan memiliki syarat dan ketentuan masing-masing untuk reseller dan dropship. Perhatikan syarat dan ketentuan tersebut dengan cermat sebelum menyepakatinya. Kemudian, bekerjalah secara profesional.

Tak hanya itu, kamu juga perlu menjalin hubungan dan komunikasi yang baik selama bekerja. Komunikasi yang baik antara kamu dan supplier sangat dibutuhkan untuk keberhasilan usahamu sebagai reseller atau dropship.

4. Perhatikan kompetitor

Dalam setiap bisnis pasti akan selalu ada pesaing atau kompetitornya. Perhatikan bagaimana kompetitor memasarkan produknya, platform yang digunakan, atau promo yang ditawarkan. Dengan memperhatikan kompetitor kamu akan lebih mudah menentukan strategi pemasaran untuk bersaing.

5. Lakukan promosi dan inovasi

Untuk menarik perhatian konsumen dan membuat produk kamu lebih unggul dibanding yang lain, buatlah promosi dan inovasi yang berbeda dengan reseller dan dropship lainnya.

Di awal promo mungkin tidak akan memberikan banyak keuntungan bagi kamu, tapi dengan berbagai promo akan banyak pelanggan datang dan berlangganan untuk terus membeli di toko kamu.

Tips dari Lifepal! Itu tadi perbedaan reseller dan dropship, dua pekerjaan sampingan itu. Pilih dengan bijak dan pertimbangkan masak-masak ya pekerjaan mana yang cocok buat kamu.

Selain itu, pastikan kamu udah siap terima konsekuensi yang bisa terjadi pada dirimu sendiri. Salah satu cara mengantisipasi risiko adalah memiliki asuransi. 

Tanya jawab seputar perbedaan reseller dan dropship

Beberapa perbedaan reseller dan dropship adalah sebagai berikut:

  1. Dari cara kerjanya, reseller lebih dulu membeli barang sebelum menjualnya ke konsumen. Sementara itu, dropshipper menawarkan barang ke konsumen lebih dulu terus kalau dapat order, nantinya diteruskan ke supplier atau distributor.
  2. Ditinjau dari sisi modal, dropshipper gak harus membeli barang supaya bisa menjual. Cukup modal pulsa, paket data dan informasi, pekerjaan ini sudah bisa dilakukan. Sementara itu, reseller harus mengeluarkan modal karena harus membeli barang terlebih dahulu.

Dari profit atau keuntungannya, lebih untung reseller daripada dropshipper. Pasalnya, reseller bisa memperoleh barang dengan harga beli termurah dan mengatur harga jual sesuai keinginan. 

Sementara itu, dropship tidak bisa memperoleh keuntungan seperti reseller karena jumlah order yang didapat tidak sebesar reseller.