9 Risiko Kerja Jadi Anak Buah yang Kerja di Kapal Pesiar

9 Risiko Kerja Jadi Anak Buah yang Kerja di Kapal Pesiar

Kerja di kapal pesiar identik dengan gaji sangat besar. Sehingga, tak heran kalau kerja di kapal pesiar jadi salah satu profesi yang banyak diminati, terutama oleh kaum laki-laki.

Anggapan itu tidak salah. Pasalnya, menjadi anak buah kapal (ABK) yang kerja di kapal pesiar memang menawarkan gaji cukup menggiurkan dibanding profesi lain.

Mulai dari Rp 10 jutaan untuk bagian housekeeping atau jabatan bawahan lainnya (kru), hingga ratusan juta untuk bagian kapten atau nakhoda. Jika performa kerja baik, ada pula rewards yang menanti, mulai dari uang hingga bonus jalan-jalan ala tamu penumpang.

Soal makanan, para kru gak perlu ambil pusing. Pasalnya, sudah tersedia dari sarapan hingga makan malam secara gratis. Selain itu, para pekerja di kapal pesiar juga bisa berkeliling antar negara dan bertemu banyak orang baru dari berbagai budaya.

Ada pula sejumlah aktivitas yang bisa diikuti kru kapal sehingga kamu bisa menikmati fasilitas seperti gym, kolam renang, lapangan basket, dan sebagainya di dalam kapal pesiar.

Tapi, sejumlah fasilitas dan keuntungan di atas tentu bukan tanpa pengorbanan. Pekerjaan sebagai anak buah kapal terutama kru kapal pun tak semewah kelihatannya.

Nah, untuk kamu yang berencana jadi ABK, coba pikir-pikir lagi. Siapkah dengan sembilan konsekuensinya ini?

Siap jauh dari keluarga

Siap jauh dari keluarga salah satu risiko kerja di kapal pesiar

Menjadi ABK yang kerja di kapal pesiar harus siap menerima sistem kontrak dalam jangka waktu yang cukup lama. Biasanya mulai dari 4 sampai 10 bulan. Artinya, selama periode tersebut kamu akan selalu berada di kapal pesiar tanpa bisa pulang ke rumah.

Setelah kontrak habis, kamu baru bisa pulang untuk liburan selama 1-3 bulan. Setelah itu, kamu akan dipanggil lagi dan bekerja sesuai kontrak baru.

Siap kerja setiap hari tanpa libur

Siap kerja setiap hari tanpa libur salah satu risiko kerja di kapal pesiar

Selama masa kontrak, kamu akan bekerja setiap hari tanpa hari libur. Jadi Sabtu Minggu pun tetap akan terasa bagai Senin.

Meski pun ada, cuma profesi atau jabatan tertentu yang bisa mendapatkan waktu libur. Waktu kerja juga cukup panjang. Minimal 10 hingga 17 jam kerja harus dijalani.

Tak selalu bisa jalan-jalan

Tak selalu bisa jalan-jalan salah satu risiko kerja di kapal pesiar

Berwisata dengan kapal pesiar pasti memberikan pengalaman menyenangkan, termasuk untuk para pekerjanya.

Kerja di kapal pesiar memang memungkinkan pekerjanya bisa jalan-jalan, tetapi tak selalu begitu. Saat kapal sudah mendarat namun pekerjaan belum selesai, kamu harus tetap bekerja sampai selesai. 

Sekali pun ada waktu bebas untuk keluar selama beberapa jam, gak jarang waktu tersebut jadi lebih berharga buat istirahat karena sudah terlalu lelah bekerja.

Harus tahan banting dan pintar beradaptasi

Harus tahan banting dan pintar beradaptasi salah satu risiko kerja di kapal pesiar

Pada dasarnya, ABK, terutama kru kapal bekerja untuk melayani para tamu kapal pesiar. Jadi, kamu harus bekerja dengan sigap untuk memberikan layanan terbaik. Di sisi lain, jika pekerjaanmu memuaskan, kamu sangat mungkin mendapat tips yang lumayan.

Selain itu, bekerja bersama belasan orang dari berbagai negara tentu perlu kemampuan beradaptasi yang baik. Apalagi selama masa kontrak, 24 jam penuh kamu akan berinteraksi dengan mereka.

Tak jarang, ketika sama-sama sedang lelah, orang jadi mudah tersulut emosi sehingga menjadi penyebab perselisihan antar kru.

Tahan mabuk laut dan hadapi cuaca buruk

Tahan mabuk laut dan hadapi cuaca buruk salah satu risiko kerja di kapal pesiar

Nah, kalau yang ini sudah jelas. Biasanya terjadi pada kru yang masih baru. Apa pun jenis kapalnya, tantangan bekerja yang harus kamu hadapi adalah gelombang laut. Butuh waktu untuk beradaptasi agar tidak mudah mabuk saat kapal terombang-ambing.

Kamar mereka sangat kecil

Kamar mereka sangat sempit salah satu risiko kerja di kapal pesiar

Tak hanya itu saja, jika mereka melayani para tamu VIP dengan fasilitas high class, berbanding terbalik dengan fasilitas apa yang mereka dapat.

Para kru justru mendapat kamar istirahat sangat sempit. Bahkan, kadang tidak muat sehingga beberapa orang harus rela tidur di lantai.

Sistem hierarki jabatan

Sistem hierarki jabatan salah satu risiko kerja di kapal pesiar

Pegawai yang lebih tinggi pangkatnya akan mendapat makanan dan kamar yang lebih baik. Mereka tidak akan berbicara dengan kru bawahan mereka.

Para atasan ini juga akan memberi lebih banyak beban kerja pada kru yang tidak dia sukai.

Tingkat stres tinggi

Dengan semua kondisi di atas, bukan tak mungkin para kru ABK ini mengalami tingkat stres tinggi. Pasalnya, kebebasan yang terenggut lantaran bekerja dengan beban kerja tinggi lama-lama bisa membuat para pelakunya merasa tekanan dan stres tinggi.

Karena itu, untuk mengurangi tekanan kerjanya, para kru biasanya akan berpesta di dek terbawah kapal, tempat mereka tidur.

Berkencan dengan sesama kru atau penumpang

Berkencan dengan sesama kru atau penumpang salah satu risiko kerja di kapal pesiar

Perjalanan yang panjang dengan tingkat stres tinggi, kesibukan bekerja, membuat para pekerja tidak punya waktu luang mencari kenalan di daratan.

Karena itu, kebanyakan pekerja kapal pesiar berkencan dengan rekan kerja mereka sendiri. Tak jarang, mereka juga bisa berkencan dengan penumpang.

Memang tidak semua kasus di atas dialami oleh setiap ABK. Jika beruntung, ABK bisa mendapatkan jam kerja yang lebih fleksibel dan rekan kerja yang kooperatif.

Tetapi, sembilan hal di atas adalah konsekuensi yang harus siap diterima para kru kapal. Kalau menurutmu, sepadan gak dengan penghasilan yang didapat?

Prosedur daftar kerja di kapal pesiar

Meski penjabaran di atas menjelaskan beragam konsekuensi bekerja di atas laut, bukan berarti melarang kamu yang berencana jadi ABK untuk maju meraih impian.

Kamu tetap bisa kok melamar kerja di kapal pesiar. Hanya saja, sebelum melakukannya, sebaiknya ketahui dulu prosedur berikut:

1. Sebelum daftar, pastikan kamu benar-benar siap bekerja di kapal pesiar

Terdapat beberapa hal yang perlu dipikirkan dengan matang sebelum melamar. Misalnya, aturan mengenai jam kerja dan libur yang tentunya berbeda dengan di darat. Atau, risiko tidak bertemu keluarga dalam kurun waktu yang lama.

2. Pelajari bagaimana cara kapal pesiar beroperasi pahami cara kerjanya

Meski cara kerja di kapal pesiar hampir sama dengan di hotel, namun keduanya tetaplah memiliki SOP yang berbeda.

Itu mengapa, kamu perlu mengikuti pelatihan terlebih dulu agar seluk-beluk kapal pesiar bisa kamu kuasai. Pastikan untuk mengikuti pelatihan secara legal supaya nggak merugikan dirimu sendiri.

3. Setelah mengetahui seluk-beluknya, baru tentukan ingin melamar di posisi apa

Usahakan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat dan bakatmu. Selain itu, kamu juga harus menyesuaikan pekerjaan dengan pendidikan dan juga keterampilan yang dimiliki.

Pasalnya, bekerja di kapal pesiar erat kaitannya dengan pelayanan terhadap orang lain. Jika nggak sesuai, bisa-bisa kamu justru mengecewakan pelanggan.

Prosedur lain

4. Melatih kemampuan berbahasa

Melatih kemampuan berbahasa juga penting karena pekerjaanmu berhubungan dengan orang asing kursus bahasa inggris.

Biasanya, kamu harus menguasai bahasa Inggris jika ingin bekerja di kapal pesiar. Penguasaan bahasa Inggris bisa kamu lakukan sendiri atau dengan mengambil pelatihan yang biasanya disediakan oleh lembaga penyalur tenaga kerja untuk kapal pesiar.

5. Mulai siapkan CV dan lengkapi dengan berkas pendukung

Buatlah CV ringkas maksimal dua halaman dengan mencetak tebal pada bagian pengalaman kerjanya. Selain itu, kamu juga perlu melengkapi CV dengan dokumen lain seperti paspor, BST (Basic Safety Training), dan juga seaman book atau buku pelaut.

Karena membuat paspor membutuhkan waktu yang lama, kamu perlu menyiapkannya terlebih dulu. Untuk BST, biasanya bisa kamu dapat setelah melalui pelatihan satu minggu.

6. Ajukan lamaran pekerjaan ke tiga perusahaan kapal pesiar besar dan yang lebih kecil

Cara ini bisa memperbesar peluang untuk bisa lolos bekerja di kapal pesiar. Kalau memang kamu belum diterima di kapal pesiar besar, gunakan kesempatan bekerja di perusahaan kecil untuk menambah wawasanmu.

Jangan mudah putus asa, kalau ada kesempatan, kamu bisa kok melamar lagi di perusahaan yang lebih besar.

7. Manfaatkan lembaga penyalur tenaga kerja untuk mempermudah mendapat informasi lowongan

Sebelum memilih lembaga penyalur tenaga kerja, pastikan kamu sudah mengecek keabsahan dan perizinan dari jasa tersebut. Hal akan menghindarimu dari upaya penipuan.

Kalau tetap belum ada panggilan setelah beberapa bulan, kamu bisa upgrade CV dengan kemampuan baru yang lebih mumpuni.

Itulah informasi mengenai duka bekerja di kapal pesiar dan bagaimana cara untuk mendaftarnya. Semoga informasi di atas menambah wawasanmu! (Editor: Chaerunnisa)