Dimiliki Orang Supertajir se-Indonesia, Ini 4 Rumah Sakit yang Sahamnya Go Public

rumah sakit

Sekarang ini siapa aja bisa beli saham. Dengan modal Rp 100 ribu, kamu udah bisa mencatatkan diri sebagai bagian dari pemilik perusahaan yang sahamnya kamu beli. Bahkan, kini kamu bisa memiliki rumah sakit dengan membeli sahamnya lho.

Banyak di antara para investor lebih memilih langsung membeli saham ketimbang mengamankan keuangannya dengan proteksi. Padahal, memiliki proteksi dalam perencanaan keuangan itu penting sekali. Kamu perlu juga menjamin masa depan keluargamu dengan memiliki asuransi. Dengan memiliki asuransi kesehatan, biaya medis kamu akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.

Memangnya ada ya rumah sakit yang mendaftarkan diri ke Bursa Efek Indonesia? Faktanya nih ada beberapa rumah sakit yang telah berstatus sebagai perusahaan terbuka alias perusahaan Tbk.

Dari data yang dimuat Bursa Efek Indonesia (BEI), ada lebih dari dua rumah sakit yang sahamnya bisa dibeli langsung masyarakat. Penasaran rumah sakit-rumah sakit mana aja itu? Berikut ini daftarnya.

Baca juga: 4 Perusahaan Consumer Goods Milik Crazy Rich Indonesia yang Sahamnya Bisa Dibeli

1. Rumah Sakit Mitra Keluarga (MIKA)

rumah sakit
Mitra Keluarga. (mitrakeluarga.com)

Tahu Rumah Sakit Mitra Keluarga? Nah, institusi pelayanan kesehatan yang satu ini merupakan emiten subsektor healthcare yang telah mendaftarkan diri di bursa sejak 24 Maret 2015 dengan nama PT Mitra Keluarga Karyasehat, Tbk.

Dengan kode saham MIKA, per lembar saham RS Mitra Keluarga dijual dengan harga perdana Rp 17 ribu. Menariknya nih, harga saham MIKA saat ini berada di kisaran Rp 2.000-an per lembarnya, tapi memiliki kapitalisasi pasar yang mencapai Rp 30,56 triliun.

RS Mitra Keluarga sendiri telah berdiri sejak 1989. Ketika itu RS Mitra Keluarga baru beroperasi di Jatinegara, Jakarta.

Mayoritas saham MIKA dipegang PT Griyainsani Cakrasadaya yang dipimpin Rustiyan Oen. Kepemilikan PT Griyainsani Cakrasadaya atas saham MIKA sekitar 60 persen. Sementara 39 persennya dimiliki masyarakat.

Baca juga: Gak Cuma Indocement, Saham-Saham Perusahaan Semen Ini Juga Bisa Dibeli Publik

2. OMNI Hospitals (SAME)

rumah sakit
RS Omni. (Omni-hospitals.com)

Emiten subsektor healthcare lainnya yang tercatat di bursa adalah Rumah Sakit OMNI. Berkode saham SAME, OMNI Hospitals mulai masuk ke bursa sejak 11 Januari 2013 dengan mengatasnamakan PT Sarana Meditama Metropolitan, Tbk.

Per lembar saham SAME dijual dengan harga perdana Rp 400. Kini harganya berada di kisaran Rp 464 per lembarnya. Telah tercatat selama enam tahun, OMNI Hospitals telah memiliki kapitalisasi pasar yang mencapai Rp 2,74 triliun.

Berdiri sejak 1972, OMNI Hospitals beroperasi di beberapa wilayah Indonesia, mulai dari beberapa daerah di Jabotabek seperti Pulomas, Alam Sutera, Cikarang, dan Pekayon, hingga di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Porsi kepemilikan terbesar saham SAME berada di bawah kendali PT Omni Health Care dengan persentase lebih dari 83 persen. Sisanya dimiliki masyarakat umum. OMNI Hospitals sendiri beroperasi di bawah pengawasan Presiden Komisarisnya, Budi Hadidjaja.

3. Siloam Hospitals (SILO)

rumah sakit
RS Siloam. (Siloamhospitals.com)

Ada Rumah Sakit Siloam yang juga menjadi emiten tercatat di bursa. Siloam Hospitals dapat dibeli sahamnya dengan kode SILO sejak 12 September 2013. RS Siloam tercatat di bursa atas nama PT Siloam International Hospitals, Tbk.

Saham SILO waktu itu dijual dengan harga perdana Rp 9.000 per lembarnya. Namun, kini harganya turun belakangan ini dan berada di kisaran Rp 6.200-an per lembarnya. Meskipun begitu, kapitalisasi pasar saham SILO berada di angka Rp 10,2 triliun.

Siloam Hospitals berdiri pada tahun 1996 dan merupakan bagian dari Lippo Group yang notabene grup bisnis keluarga konglomerat Mochtar Riady. Tentu aja porsi kepemilikan saham terbesar dimiliki keluarga Mochtar Riady dengan persentase lebih dari 42 persen lewat PT Megapratama Karya Persada.

4. Mayapada Hospital (SRAJ)

rumah sakit
RS Mayapada. (mayapadahospitals.com)

Satu lagi rumah sakit milik konglomerat Indonesia yang tercatat di bursa, yaitu Mayapada Hospital. Sejak 11 April 2011, Mayapada Hospital telah terdaftar di bursa atas nama Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk. sebagai emiten subsektor healthcare.

Harga jual perdana saham berkode SRAJ saat IPO adalah Rp 120 per lembarnya. Kini harganya telah mencapai Rp 300-an per lembar. Kapitalisasi pasar saham SRAJ sendiri telah mencapai Rp 3,7 triliun.

Dengan menyematkan nama Mayapada, udah pasti institusi pelayanan kesehatan ini menjadi bagian dari Mayapada Group yang notabene dimiliki Dato Sri Tahir. Seperti yang kamu, Tahir merupakan salah satu orang paling tajir di Indonesia yang juga dikenal dermawan.

Mayapada Group menguasai sekitar 59 persen saham SRAJ lewat PT Surya Cipta Inti Cemerlang. Dato Sri Tahir diketahui menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama di Mayapada Hospital. Sementara posisi Komisaris Utama dijabat anaknya, yaitu Jonathan Tahir.

Nah, itu tadi informasi rumah sakit-rumah sakit yang sahamnya telah go public. Dari beberapa emiten di atas, apakah salah satunya udah kamu miliki sahamnya? (Editor: Ruben Setiawan)