Saham Krakatau Steel Lebih Rendah Ketimbang Harga Saat IPO, Kok Bisa Gitu?

Saham Krakatau Steel Lebih Rendah Ketimbang Harga Saat IPO, Kok Bisa Gitu?

Gara-gara terciduknya Direktur Teknologi dan Produksi Wisnu Kuncoro, harga saham Krakatau Steel menunjukan tren penurunan. Harganya berada pada angka Rp 468 per lembar pada sesi perdagangan pertama (25/03/2019). Padahal, harga penutupan terakhirnya sekitar Rp 484.

Sepertinya para pelaku pasar memberi respons negatif penangkapan Wisnu Kuncoro oleh KPK. Belum diketahui pasti apakan tren penurunan ini berlanjut atau sifatnya cuma sesaat.

Yang jelas nih rendahnya harga jual saham perusahaan yang berkode KRAS ini bukan berita baru. Asal tahu aja nih, harga saham Krakatau Steel pernah di kisaran Rp 1.142 per lembarnya. Namun, sejak itu harganya malah terus turun dan naik lalu turun lagi hingga di kisaran Rp 400.

Melihat faktanya yang seperti itu, kamu pasti penasaran. Kok bisa ya harga saham Krakatau Steel gak bagus-bagus amat? Kondisi tersebut gak lepas dari kinerja saham ini. Emangnya seperti apa kinerja yang ditunjukan Krakatau Steel? Cek yuk ulasannya berikut ini.

Baca juga: Buat Pemula, Ini Panduan Investasi Saham dari Ahlinya

1. Harga perdana saham Krakatau Steel dipatok Rp 850, kini per lembarnya dijual setengah harga

Seorang pekerja memeriksa Cold Rolled Coil di Cold Rolling Mill PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Senin, 1 November 2010. Kementerian Negara BUMN bersama para underwriters memutuskan harga saham pabrik baja PT Krakatu Steel tetap di level Rp 850 per saham, dan akan dilakukan penawaran umum saham perdana esok (02/11). [TEMPO/ Seto Wardhana].
Seperti yang udah diceritakan sebelumnya, harga saham Krakatau Steel naik turun. Namun, secara keseluruhan, harganya lebih sering turun ketimbang naik.

Krakatau Steel mulai mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia pada 10 November 2010. Resmi menyandang nama PT Krakatau Steel, Tbk., sahamnya saat itu dijual seharga Rp 850 per lembar.

Dari harga IPO, saham KRAS beranjak naik hingga menyentuh harga tertinggi Rp 1.142 per lembarnya. Sayangnya, gak ada kenaikan lagi setelah itu. Harga saham KRAS cenderung menurun dan naik sesekali hingga sekarang berada di kisaran Rp 468 per lembarnya.

2. Selama lima tahun terakhir, PT Krakatau Steel, Tbk. mencatatkan kerugian

Selama lima tahun terakhir, PT Krakatau Steel, Tbk. mencatatkan kerugian

Bisa jadi merosotnya nilai saham Krakatau Steel karena fundamental perusahaannya yang kurang memuaskan. Selama lima tahun terakhir aja, PT Krakatau Steel, Tbk. mencatatkan laba bersih yang negatif.

Dengan kata lain, Krakatau Steel gak menghasilkan untung dari 2014 – 2018 dari informasi yang tercatat di RTI Infokom. Walaupun tiap tahunnya perusahaan yang memproduksi baja ini menghasilkan revenue, tampaknya masih belum cukup buat mencetak profit.

Info terakhir menyebut Krakatau Steel pada kuartal III-2018 masih merugi sebesar US$ 37 juta atau Rp 525 miliar. Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Salim saat diwawancarai wartawan bakal melakukan perbaikan fundamental agar harga saham KRAS terdongkrak.

Baca juga: Butuh Uang Beberapa Tahun Mendatang? Coba 4 Investasi Jangka Pendek Ini

3. Gak tergolong saham blue chips, nilai jual Krakatau Steel Rp 9,05 triliun

Saham (Ilustrasi).

Saham Krakatau Steel bukan termasuk saham blue chips. Itu berarti kapitalisasi pasar perusahaan ini kurang dari Rp 10 triliun.

Lalu, berapa kapitalisasi pasar PT Krakatau Steel, Tbk.? Rupanya kapitalisasi pasarnya senilai Rp 9,05 triliun. Dengan kata lain, butuh dana sebesar Rp 9,05 triliun agar bisa memiliki perusahan produsen baja ini.

4. Pemerintah Indonesia kuasai 80 persen dari keseluruhan saham Krakatau Steel

Saham BUMN PT Krakatau Steel Persero. (Instagram/@krakatau.steel)
Saham BUMN PT Krakatau Steel Persero. (Instagram/@krakatau.steel)

Per 31 Januari 2019 jumlah lembar saham Krakatau Steel sekitar 19.346.396.900 lembar. Sebesar 80 persennya dikuasai Pemerintah Indonesia. Maklum aja PT Krakatau Steel, Tbk. masih berstatus Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.

Dengan kepemilikan 80 persen, Pemerintah Indonesia memegang saham Krakatau Steel sebanyak 15.477.117.520 lembar. Sementara 20 persennya dimiliki publik dengan jumlah lembaran saham sebanyak 3.869.279.380 lembar.

5. Dari 2019, pergerakan harga KRAS cenderung uptrend selama tiga bulan terakhir

harga saham KRAS cenderung bergerak naik.

Melihat moving average 50, 100, dan 200, harga saham KRAS cenderung bergerak naik. Bisa dibilang saham KRAS lagi uptrend meskipun ada penurunan sejak direkturnya tertangkap.

Dari fundamentalnya, saham Krakatau Steel belum cukup layak dibeli buat investasi. Buat trading, boleh-boleh aja membeli saham ini. Namun, kamu harus hati-hati dan waspada dengan pergerakannya.

Itulah informasi penyebab harga saham Krakatau Steel bisa lebih rendah dibanding harga saat IPO. Walaupun udah lima tahun lamanya merugi, bisa aja Krakatau Steel nantinya bangkit dari keterpurukan dan perlahan-lahan fundamentalnya makin membaik. Kalau saat itu sampai terjadi, harga saham ini bakal terdongkrak naik. Bahkan, bisa lebih tinggi ketimbang harganya saat IPO. (Editor: Winda Destiana Putri).