Dari yang Murah Hingga Mahal, Ini 4 Saham Rokok yang Bisa Kamu Koleksi

Saham perusahaan rokok

Saham perusahaan rokok memang cukup menguntungkan untuk dikoleksi. Pasalnya, batalnya kenaikan cukai rokok membuat harga saham-saham perusahaan ini reli. Belum lagi, jumlah perokok di Indonesia memang banyak.

Bisnis satu ini memang cukup kontroversial. Pasalnya, semakin banyak orang yang gak sehat, semakin untung perusahaan rokok.

Harga rokok di Indonesia memang terlalu murah, hal itu yang akhirnya memicu jumlah perokok pemula meningkat dari 7,2 persen pada 2013 menjadi 8,8 persen pada 2016.

Yang paling ironis, 84,8 juta jiwa perokok di Indonesia adalah masyarakat kelas menengah ke bawah yang penghasilannya kurang dari Rp 20 ribu perhari. Pantas saja, saham perusahaan rokok memang gak pernah masuk ke daftar emiten syariah.

Perusahaan rokok gak cuma bisnis rokok

Dengan melihat fakta-fakta tersebut, tentu sebagian dari kamu bisa ilfeel dengan perusahaan seperti ini. Tapi, kamu wajib ketahui, meski produknya bikin orang gak sehat, program tanggung jawab korporatnya patut diacungi jempol.

Gak jarang produsen rokok di Indonesia yang sering membagi-bagi beasiswa. Selain itu, bisnis yang dijalani juga gak cuma rokok saja, mereka pun punya unit bisnis lainnya.

Buat kamu yang memang tertarik membeli saham-saham rokok di bursa, ini pilihan sahamnya:

1. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

Saham gudang garam
Saham gudang garam (Liputan 6)

Dulu cuma perusahaan rumahan, sekarang menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia selain Djarum. Pemiliknya, Susilo Wonowidjojo merupakan orang terkaya kedua di RI setelah Hartono bersaudara.

Saham perusahaan rokok memang sangat mahal, yaitu Rp 85 ribuan per lembar. So, untuk membeli 1 lot kamu harus mengeluarkan biaya Rp 8 jutaan. Namun, fundamental perusahaannya sangat bagus, belum lagi dividennya bisa Rp 2 ribuan per saham.

69 persen saham GGRM dipegang oleh PT Suryaduta Investama, lalu 6,26 persennya dikuasai PT Suryaduta Kusuma. Dan 23,78 persen diperuntukkan kepada publik.

2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (IVOOX.id)
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (IVOOX.id)

Dari nama belakangnya, tentu kamu sudah bisa menebak jenis produksinya. Perusahaan yang dimiliki dan dipimpin oleh orang terkaya di Indonesia urutan ke 13, Putera Sampoerna.

Sampoerna memang sudah dijual ke Phillip Morris di tahun 2005 dengan harga Rp 48 triliun. Namun, keluarga Sampoerna masih menguasai bisnis agrikultur, keuangan, telekomunikasi, dan perkayuan yang berada di bawah perusahaan induk.

Yang jelas, PT Phillip Morris Indonesia menguasai 92,50 persen saham ini. Dan hanya 7,50 persen sahamnya yang dilepas ke publik. Untuk saat ini, harga saham HMSP ada di kisaran Rp 3.800-an.

Secara performa, HMSP memang gak terlalu agresif tapi untuk jangka panjang tentu asyik dikoleksi.

3. Bentoel International Investama Tbk (RMBA)

Bentoel International Investama Tbk
Bentoel International Investama Tbk

Saham perusahaan rokok ini berbasis di Jakarta dan Malang. Pada 17 Juni 2009, perusahaan ini diakuisisi British American Tobacco, perusahaan rokok terbesar kedua di dunia dengan saham 85 persen.  

Harga saham RMBA masih cukup murah alias Rp 382 perak perlembar. Akan tetapi, peruntukannya kepada publik masih sangat kecil.

Yang jelas, 92,48 persen masih dikuasai British American Tobacco (2009 PCA) Ltd, 7,29 persennya dikuasai United Bank of Switzerland, dan 0,23 persen untuk publik.

4. Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM)

Wismilak Inti Makmur Tbk (Wikipedia)
Wismilak Inti Makmur Tbk (Wikipedia)

Nah, harga saham perusahaan ini juga sempat meroket pada pertengahan Februari 2019. Perusahaan yang berbasis di Surabaya ini melantai di bursa saham pada tahun 2012.

Kalau dirunut dari sejarah, pendiri Wismilak masih punya hubungan dengan mendiang Liem Seeng Tee (pendiri Sampoerna). Dan, pemiliknya pun masih menguasai saham perusahaannya dalam jumlah besar.

Harga saham WIIM juga murah yaitu Rp 320 perak per saham. 28,63 persen diperuntukkan kepada publik, sisanya dipegang oleh individu yang tergabung dalam dewan direksi, komisaris, atau keluarga owner.

Itulah empat saham perusahaan rokok yang ada di bursa saham. Tertarik untuk membeli salah satu di antaranya? (Editor: Chaerunnisa)