Dari Jualan Ikan Asin Hingga Jadi Bos TV, Ini Kisah Inspiratif Surya Paloh

Surya Paloh (IG kaniasutisnawinata)

Begitu dengar nama Surya Paloh, pasti kamu udah langsung tahu siapa sosok yang satu ini. Dikenal sebagai Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Paloh juga meraih popularitas berkat stasiun televisi yang dirintisnya, yaitu Metro TV.

Karena wajahnya sering muncul di stasiun televisi berlogo elang tersebut, sosok Surya Paloh udah identik banget dengan Metro TV. Gak hanya dari stasiun televisi aja, beberapa bisnis lain yang tergabung dalam Media Grup menjadi sumber uang Paloh lainnya.

Kiprah Surya Paloh di dunia bisnis, jangan ditanya lagi deh! Di luar bisnis media, ia juga menjalankan bisnis properti, restoran, hingga sumber daya alam. Paloh juga memiliki beberapa yayasan yang dimanfaatkannya untuk melakukan aksi sosial.

Selain menjadi pengusaha Indonesia yang terbilang sukses, Surya Paloh juga masuk daftar orang terkaya di Indonesia.

Di daftar 150 Orang Terkaya di Indonesia versi Globe Asia 2018, nama Paloh bertengger di peringkat 77 dengan kekayaan US$ 575 juta atau Rp 8,74 triliun. Lebih besar dari kekayaan yang dimiliki Sandiaga Uno.

Padahal, pria 67 tahun ini bukan mewarisi usaha keluarga seperti profil orang kaya lainnya yang kita tahu.

Lantas, gimana ceritanya ia bisa sukses seperti sekarang? Simak aja yuk ceritanya dalam ulasan berikut ini.

Dulu pernah jualan teh, ikan asin, dan karung goni

Surya Paloh bersama Ridwan Kamil (IG mediaindonesia)
Surya Paloh bersama Ridwan Kamil (IG mediaindonesia)

Anak dari pasangan Daud Paloh dan Nursiah ini lahir di Banda Aceh, pada 16 Juli 1951. Namun, sebagai orang Aceh, ia lebih banyak menghabiskan masa kecilnya di Sumatera Utara.

Di Sumatera Utara lah ia mulai menapaki perjalanan suksesnya. Sejak kecil, minatnya menjadi pengusaha udah terlihat.

Seperti yang diungkap Wikipedia, suami Rosita Barrack itu pernah berjualan teh, ikan asin, dan karung goni sewaktu masih usia sekolah. Malahan, agar barang dagangannya laku, ia sampai masuk area PT Perkebunan Nusantara buat jualan.

Mendirikan bisnis sendiri semasa remaja

Surya Paloh (IG mediaindonesia)
Surya Paloh (IG mediaindonesia)

Dia benar-benar menikmati perannya menjalankan bisnis. Paloh bahkan semakin menyemplungkan diri dalam dunia bisnis dengan membangun bisnisnya sendiri.

Saat memasuki usia remaja, Paloh merintis usaha pembuatan karoseri (penutup kerangka mobil). Sambil menjalankan bisnisnya tersebut, ia juga menjadi agen penjualan mobil.

Di samping itu, Paloh juga pernah menjadi Manajer Travel Biro Seulawah Air Service dan dipercaya juga buat mengelola Wisma Pariwisata di Padang Bulan, Medan.

Sembari melakoni bisnisnya tersebut, ia tetap melanjutkan sekolahnya. Saat itu, Paloh tetap menuntaskan pendidikan di SMA Negeri 7 Medan dari 1967 hingga selesai.

Setelah lulus, ia malah melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Ia pernah tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Sumatra Utara.

Karena gak selesai, ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Sumatra Utara.

Sejak muda aktif di beberapa organisasi

Surya Paloh (IG mediaindonesia)
Surya Paloh (IG mediaindonesia)

Di samping bergelut dengan bisnis, Surya Paloh juga menghabiskan masa mudanya terlibat di beberapa organisasi. Salah satunya, dalam Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), dan ditunjuk menjadi ketua pada waktu itu.

Paloh juga pernah menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar di Sekretariat Bersama Golkar. Dia juga mempelopori berdirinya Organisasi Putra-Putri ABRI (PP-ABRI) tahun 1968 dan menjadi pemimpin organisasi tersebut se-Sumatra Utara.

Organisasi tersebut kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI).

Dari usaha distributor mobil ke katering

Surya Paloh (IG mediaindonesia)
Surya Paloh (IG mediaindonesia)

Bersama kakak iparnya, Yusuf Gading, Surya Paloh nyemplung ke usaha distributor mobil Ford dan Volkswagen pada tahun 1973. Waktu itu, ia dipercaya menjadi Direktur Utama PT Ika Diesel Bros.

Pada tahun 1975, dia menjadi Pimpinan Direksi Hotel Ika Darroy di Banda Aceh. Paloh juga memegang jabatan sebagai Direktur Link Up Coy, Singapura, perusahaan yang bergerak di sektor perdagangan umum.

Sepak terjang Surya Paloh sebagai pengusaha terus berlanjut ke Jakarta, dan bekerja di Ika Mataram Coy tahun 1975 dengan posisi sebagai Presiden Direktur. Perusahaan yang dipimpinnya ini bergerak dalam penyediaan katering.

Dari perusahaan katering itulah, Paloh mendapat ide mendirikan perusahaan katering sendiri yang diberi nama Indocater. Belakangan perusahaan kateringnya tersebut berkembang menjadi perusahaan katering nomor satu se-Asia Tenggara.

Bangun bisnis media dari Prioritas hingga Metro TV

Surya Paloh (IG pranandapaloh)
Surya Paloh (IG pranandapaloh)

Melihat peluang, Surya Paloh tertarik membangun bisnis media. Media pertamanya adalah, surat kabar Prioritas yang berdiri pada 2 Mei 1986. Namun, bisnisnya ini ditutup karena dinilai gak sesuai dengan kode etik jurnalistik Indonesia.

Meski begitu, Paloh seakan gak kapok membangun bisnis media baru. Kali ini, dia menghidupkan kembali majalah Vista. Setelah itu, dia menjalankan bisnis koran Media Indonesia pada tahun 1986.

Keputusannya mengelola Media Indonesia berbuah kesuksesan. Dia pun membangun media lainnya di beberapa daerah, seperti harian Atjeh Post, Mimbar Umum, Sumatra Ekspres, Lampung Pos, Gala, Yoga Pos, Nusa Tenggara, Bali News, Dinamika Berita, hingga Cahaya Siang.

Belum merasa puas, Paloh mendirikan stasiun televisi yang dinamai Metro TV. Stasiun televisi ini resmi mengudara pada 25 November 2000. Metro TV didesain menjadi stasiun yang fokusnya menanyangkan berita.

Itu tadi kisah sukses Surya Paloh yang waktu kecil cuma dagang kecil-kecilan begitu besar bangun bisnis skala nasional. Dari perjalanan karier Paloh, kita bisa belajar betapa pentingnya memanfaatkan peluang.

Namun, peluang gak bakal jadi uang kalau gak diiringi kerja keras dan kemauan kuat. Seperti Surya Paloh yang bisa sukses karena memanfaatkan peluang, dan berusaha membuatnya menjadi untung. Salut buat Pak Paloh! (Editor: Chaerunnisa)